Tidak apa berbohong. Aku tidak mau kembali lagi kalau Nana tahu aku mencuri tubuh orang lain. Tidak untuk saat ini.
"Kamu percaya reinkarnasi?"
_____
Status: Completed [Prolog + 37 part + Bonus (5 part) + From author (3 part)]
Rating: PG +15
Main pa...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
.
.
.
"Di mana Chenle?" Tanya Jisung begitu melihat kursi Chenle kosong. Padahal sudah saatnya jam pulang sekolah. Tidak mungkin Chenle pulang duluan sementara tasnya masih tergeletak di atas meja.
"Oh, Jisung-ie?" Sapa Yangyang. Teman dekat Chenle.
"Yangyang, kau lihat Chenle?"
"Dia di ruang kesehatan sejak jam istirahat berakhir."
Kening Jisung berkerut mendengarnya. "Ruang kesehatan?"
Yangyang mengangguk. "Dia terluka. Aku mau menjenguknya setelah bersih-bersih kelas. kamu mau pergi bersamaku atau langsung ke sana?"
"Pertanyaan macam apa itu? Tolong ambilkan tasnya, cepat!" Suruh Jisung. Setelah Yangyang memberikan tas Chenle, menitip salam untuk Chenle, barulah Jisung bergegas menuju ruang kesehatan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hampir saja Jisung menabrak sosok yang baru keluar dari ruang kesehatan kalau saja ia tidak buru-buru menghentikan langkahnya. Wajahnya berubah datar melihat siapa yang baru saja keluar dari ruang kesehatan.
"Jisung? Kamu ke sini untuk menjemput Chenle kan? Saya tidak bisa mengantarnya karena ada rapat guru setelah ini." Ucap Na Saem.
"Tanpa anda suruh akan saya lakukan, Saem." Tegas Jisung. Ia tidak mau berlama-lama di sana, membungkuk sebentar kemudian melangkah masuk. Atensinya tertuju pada kedua lutut Chenle yang dibalut plester.
Entah kenapa tubuh Jisung memanas melihat wajah ceria Chenle. Pria itu tersenyum lebar padanya setelah menatap Na Saem yang sudah berlalu dari jendela ruang kesehatan.
"Idiot! Untuk apa aku khawatir padamu?" Maki Jisung kemudian melempar tas Chenle. Untung saja Chenle berhasil menangkapnya, kalau tidak bisa-bisa tas itu mengenai lukanya dan jadi tambah parah.
Wajah Chenle berubah masam. Ia mencibir kelakuan Jisung yang menyebalkan. "Ayo kita pulang. Bantu aku berjalan. Sakit sekali."
Jisung berdecih sebal. "Merangkak." Ketusnya sebelum berbalik dan melangkah pergi. Tidak benar-benar pergi karena ia menunggu di pintu ruang kesehatan. Tentu saja ia mendengar makian Chenle setelahnya.
"Sialan kau, Jisung!" Pada akhirnya Chenle berjalan sendiri. Toh, ia bisa melakukannya walau harus berjalan pelan-pelan.
.
.
.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
~♡~
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.