06 - Tak seperti yang terlihat

98 22 28
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diandra memandang takjub akan bangunan tua di depannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Diandra memandang takjub akan bangunan tua di depannya. Dengan senyum yang semakin lebar, dia berjalan dengan loncatan kecil di belakang Ghandi. Tempat yang kini dipijakinya bukan sembarang tempat. Itu adalah markas geng Adgar. Mereka memakai bangunan bekas sekolah untuk markas. Bangunan ini masih satu area dengan SMA Rajawali, hanya saja letaknya di belakang.

Baru saja memasuki area itu, Diandra sudah banyak menemukan coretan-coretan pada dinding bangunan yang catnya mulai terkelupas itu. We Are Adgar team, menjadi tulisan yang paling banyak tertera di sana. Yang Diandra tahu itu adalah semboyan untuk geng mereka.

Motor-motor dengan berbagai merk berjajar, sepanjang Diandra menyusuri halaman sebelum sampai ke markas. Meski tidak yakin, tetapi Diandra menebak ada sekitar 20 motor lebih yang berada di sana.

Bruk

Diandra terperanjat kaget. Dia yang sedang memperhatikan ke sekelilingnya langsung menoleh ke sumber suara. Ternyata itu perbuatan Ghandi yang mendorong pintu hijau di depan mereka.

Gadis itu yang tadinya sangat antusias ingin ke mari, tiba-tiba nyalinya terasa ciut. Aura mencekam yang dipancarkan bangunan ini membuatnya ingin berbalik dan pulang saja. Namun, dia teringat akan naskahnya yang masih belum berisi satu katapun.

Suara orang berbicara, sorak sorai sampai gelak tawa memasuki rungunya. Diandra merasakan tubuhnya yang panas dingin, dia gugup sekaligus takut. Gadis itu pun semakin bersembunyi di belakang tubuh jangkung Ghandi. Untuk kesekian kalinya dia bersyukur karena tubuhnya semungil itu.

"Widih! Liat, sang ketua udah datang. Beri penghormatan dulu, dong!" seru seorang cowok di depan sana. Detik berikutnya dia mendengar beberapa cowok lain menimpali.

"Yeuh! Dasar bego, enggak cukup penghormatan aja. Sini pijat gue," celetuk Ghandi dengan santai.

Diandra yang mendengar celetukan itu benar-benar terkejut. Dari suaranya saja sudah terdengar santai dan nyaman. Apa ekspresinya juga berubah? Karena kepalang penasaran, gadis itu memiringkan wajahnya agar bisa melihat Ghandi. Dia tidak sadar jika yang lain menangkap kehadirannya.

Jungkir Balik Dunia Diandra [TAMAT]Where stories live. Discover now