14 - Komentar Jahat

60 19 77
                                    

Chapter ini langsung publis setelah di ketik. Kalo ada kesalahan atau typo, mohon maaf dan segera komen aja 😌

Diandra menengok ke dalam pekarangan rumahnya yang yang terlihat sepi dari depan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Diandra menengok ke dalam pekarangan rumahnya yang yang terlihat sepi dari depan. Tentu saja karena Hani sedang kuliah dan Bundanya sibuk di dapur disaat jam seperti ini. Baru pukul sebelas, tetapi dirinya sudah berada di rumah.

Sebenarnya Diandra bingung jika ditanya kenapa dia pulang terlalu cepat. Haruskah dia jujur dan mengatakan keadaannya di sekolah atau berbohong saja dengan alasan sakit?

Rasanya kedua opsi itu tidak ada yang baik. Lantas, apa yang harus Diandra lakukan sekarang. Berdiri saja di luar rumah juga akan membuat suasana hatinya semakin buruk.

Namun, tak lama terdengar suara khas motor Vespa yang begitu dikenali oleh rungunya. Itu motornya kak Bian.

"Diandra!"

Dengan tergesa-gesa Bian turun dari motornya, pemuda yang genap berusia 24 tahun itu tampak gelisah.

"Kak Bian?"

"Kamu udah liat berita itu belum?" tanyanya.

"Udah, Kak. Kak Bian juga udah ya?"

"Ini gawat Dian, pihak penerbit juga kena imbasnya kalo berita itu menyebar luas. Apalagi kamu."

Diandra menundukkan kepalanya, dia tahu jika semuanya akan terkena dampak dari berita itu. Bukan hanya nama baiknya, tetapi penerbitan juga.

"Dian?"

"Ya, Kak?"

"Boleh saya bicara sama kamu? Kita harus bahas ini," pinta Bian lagi. Di sini pekerjanya juga terancam.

Sementara Diandra masih berpikir. Jika dia mempersilakan Bian masuk, maka Bundanya akan tahu. Dia tidak mau jika wanita itu jatuh sakit karena dirinya. Bukan hanya itu, mungkin lebih parahnya Ayah juga segera tahu.

"Dian? Kenapa malah bengong? Udah enggak ada waktu," kata Bian memperingatinya lagi.

"Aku takut kak Bian," cicit gadis itu.

"Dian, kita semua juga takut. Tapi kalo ada masalah itu, harus dihadapi. Kamu enggak sendirian. Ada saya, pihak penerbit dan juga keluarga kamu. Kalo kamu enggak salah, seharusnya kamu buktiin diri kamu."

Ucapan Bian benar. Diandra tidak seharusnya merasa takut atas apa yang tidak dia lakukan. Gadis itu mengangkat pandangannya, lalu menganggukkan kepalanya.

"Kak Bian bantu jelasin sama Bunda ya?"

"Itu biar jadi urusan saya. Sekarang kita masuk dulu."

🌸🌸🌸

Kini, bukan hanya ada Dena, Diandra dan Bian di rumah. Haris dan Hani juga sudah di suruh pulang. Kebetulan Hani memang tidak punya mata kuliah lagi, sedangkan Haris memundurkan jadwal meeting dengan client siang ini.

Jungkir Balik Dunia Diandra [TAMAT]Where stories live. Discover now