16 - Praduga

65 20 58
                                    

"Bos, ada yang ngajakin balapan lagi nih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bos, ada yang ngajakin balapan lagi nih."

"Siapa?"

"Si Ravin dari geng Edgardo."

Ghandi menghela napas pendek, cowok itu memilih untuk diam sambil menimang-nimang tawaran itu. Sebenarnya dia ingin berhenti, sayangnya hanya itu satu-satunya jalan agar dia tidak stres dengan semua masalah yang sedang dihadapi.

"Gimana bos?" tanya Bastian lagi, sedikit mendesak. Cowok itu sangat mementingkan harga diri. Jika Ghandi tidak ikut, maka geng Adgar pasti akan diremehkan oleh rivalnya.

"Kapan?" tanya Ghandi.

"Minggu depan. Jadi gimana?" Bastian kembali bertanya, dia tipikal orang yang pantang menyerah memang.

Baru saja Ghandi ingin menyahut, beberapa anak Adgar masuk dalam markas. Mereka baru saja pulang sekolah. Ada Bella dan ke-tiga temannya dan juga beberapa anak Adgar yang cowok.

"Ghan, Diandra sekolah enggak?" tanya Bella, sejak kemarin dia sudah kepikiran. Namun, tidak bisa menemui gadis itu di sekolah.

"Gue suruh pulang," sahut Ghandi santai.

"Kenapa? Dia di bully? Ada yang gangguin dia emangnya? Biar gue habisin!" seru Bella dengan murka. Meskipun dia dan Diandra baru dekat, tetapi dia bisa merasakan ketulusan dari gadis itu. Jarang ada yang mau berteman dengan mereka apalagi dari kalangan anak baik-baik seperti Diandra.

"Orang-orang terlalu percaya gosip," celetuk Ghandi yang melenceng dari pertanyaan Bella tadi. Hal itu membuat yang lainnya mendengus.

"Namanya juga manusia. Seribu kebaikan bakalan hilang cuma karna satu kesalahan," sahut Chandra, terlihat jengkel.

"Tapi kali ini kan, Diandra belum terbukti bersalah," sanggah Hanin.

"Dia emang enggak salah. Tapi dia enggak bisa buktiin itu. Jadi, orang-orang lebih percaya sama yang dilihat," lontar Virza dengan sarkas seperti biasanya.

Meskipun ucapan Virza terlalu menyesakkan, diam-diam mereka menyetujuinya. Sekarang ini, orang-orang tidak peduli dengan apa yang sebenarnya terjadi. Mereka hanya akan melihat dari yang terpampang di depan mata meskipun itu belum tentu benar.

"Jadi, enggak ada yang bisa kita lakuin buat bantuin Diandra?" tanya Melanie yang merasa kasihan. Jujur, dia ingin sekali membantu Diandra minimal ada di samping gadis itu. Rasanya, Diandra telah menarik mereka untuk mendekat ke arahnya, bagai magnet yang menarik besi.

"Ada," sahut Ghandi tiba-tiba setelah lama terdiam.

Atensi mereka semua teralihkan pada sang ketua, berharap-harap cemas dengan apa yang akan cowok itu katakan.

"Vir, lo bisa hack akun orang itu?" tanyanya pada Virza. Membuat yang lain merasa bingung. Hanya kedua orang itu yang paham saat ini.

Virza menoleh dengan kening berkerut, sedang memikirkan jawaban dari pertanyaan Ghandi. "Boleh aja," katanya.

Jungkir Balik Dunia Diandra [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang