Bertemu dengan Roh yang tersesat

158 18 0
                                    

"Ayo, Ketsueki! Cepat!" teriak Raito kepada Ketsueki yang berada jauh dibelakang.

"Kakak....kau terlalu cepat" jawab Ketsueki yang berlari ketempat kakaknya yang berada jauh didepan.

Mereka berjalan sampai didekat sungai.

"Nah! Sekarang kita sudah sampai!" ucap Raito kepada seseorang yang ternyata hantu, hantu itu tersenyum.

"Terimakasih telah membantuku" ucap hantu itu yang langsung memudar, sepertinya hantu itu telah pergi.

"Sekarang ayo pulang!" ucap Raito, dan langsung melihat kearah Ketsueki yang sedang tertidur diatas rumput yang bersih.

"Kakak...beristirahatlah dulu, aku lelah" jawab Ketsueki, dengan muka pucat, dia kelelahan, Ketsuski termasuk kalangan orang yang pemalas tingkat tinggi. Itulah mengapa dia peduli kepada siapapun kecuali orang terdekatnya, jarang bicara dan dia terlalu santai disetiap masalah.

15 menit kemudian...

Ketsueki sudah pulih dari lelahnya dan pulang mennuju rumah, yang berjarak beberapa meter dari pinggiran sungai tadi. Hari sudah sore, jalanan mulai sepi karena menjelang sore, para orang tua biasa bercerita, saat menjelang malam hantu-hantu akan memburu anak-anak yang pulang malam.

Saat diperjalanan pulang, Raito dan Ketsueki melihat seorang tiga anak kecil seumuran Raito yang sedang kebingunan dan panik.

"Roh lagi?" tanya Raito kepada Ketsueki yang berada disampingnya. Sambil mengangkut, Ketsueku menkawab: "Ya".

Tiga bocah itu menyadari Raito dan Ketsueki yang sedang menatap diri mereka dengan terkejut, kecuali Ketsueki dengan ekpresi malas dan datar dimukanya.

Mereka bertiga mendekati Raito dan Ketsueki yang sedang berbicara.

"A-Ano..." roh anak laki-laki itu yang menyentakkan Raito, yang langsung menatap mereka.

"Iya?" jawab Raito. Mereka bertiga terkejut, karena tidak ada orang yang bisa melihat mereka bertiga sebelumnya, mereka bertiga bersyukur bisa ada orang yang melihat mereka.

"Apa kalian bisa membantu kami?" tanya Roh laki-laki itu dengan nada memohon, Raito termasuk orang baik yang pantas masuk Surga itu, langsung menerima begitu saja tanpa memikirkan pendapat Ketsueki.

"Apa yang bisa kami bantu?" ucap Raito, yang membuat Ketsueki menatapnya tajam seperti berkata "Apa kau akan membantu mereka, apa kau tidak ingin mendengar pendapatku dulu?"

"Kami sedang mencari sebuah tempat yang memiliki pohon dengan tulisan "Teman!" dibatangnya" ucap Roh laki-laki itu membuat raut muka Raito bingung.

"Jadi, kalian tersesat! Bisakah kau menjelaskan, kenapa kalian ada disini sekarang?" tanya Raito, sedangkan Ketsueki melihat langit mulai gelap.

"Kakak, sebaiknya kita pulang dulu, hari mulai gelap" ucap Ketsueki sambil menarik-narik baju Raito.

"Benarkah?..." balas Raito sambil melihat langit yang tampak mengelap.

"Memang benar, kalau begitu mari kita bicarakan dirumah, kebetulan ibu kami tidak berada dirumah" jawab Raito sambil berjalan didepan, dan diikuti keempat bocah itu.

Di rumah, tampak sepi dan tenang.

"Kami pulang!" ucap Raito dan Ketsueki bersamaan.

Meow~ Meow~

Yami dan Akarui muncul dibalik tembok, mereka tampak.....kelaparan.

"Oh!...Maaf, Yami, Akarui, akan kusiapkan" ucap Raito yang melihat Yami dan Akarui, dan langsung pergi memberi makan mereka berdua dan mandi. Selesai mandi, dia memasak makan malam.

"Ketsueki, mandi dulu!" teriak Raito dari dapur, sedangkan Ketsueki berbaring malas dilantai kayu. Apa dia bisa tidur ditempat yang tepat?!

"Baik" jawab Ketsueki bangun dan pergi ke kamar mandi, selesai mandi, Ketsueki memiliki penampilan segar walaupun masih saja datar itu muka.

"Ketsueki! Makan malam!" teriak lagi Raito yang menyiapkan meja yang sudah tersaji nasi, tumis sayuran dan susu. Makanan yang sederhana. Selesai makan, mereka mencuci piring dan memandikan Yami dan Akarui, lalu mengeringkan bulunya yang tebal.

Yami dan Akarui, juga mandi seperti manusia, setiap hari.

Di ruang tamu, tiga roh bocah dan dua bocah hidup dengan kucing yang sedang menatap mereka.

"Baiklah, mari kita lanjutkan percakapan kita tadi sore, jadi kenala kalian bisa sampai disini san tersesat?" tanya Raito, roh laki-laki menjawab:

"Dulu sebelum kami meninggal dan menjadi roh, kurang lebih 10 bulan yang lalu,  penyebab kami meninggal karena sebuah perampokkan disekolah kami, kami juga punya teman yang masih hidup, teman kami yang masih hidup hanya mengalami luka ringan....."

Roh laki-laki itu berhenti bercerita, dan menuduk dengan tatapan sedu.

"2 bulan kemudian....mereka melupakan kami, termasuk orang tua kami, kami seperti hilang ditelan bumi, walaupun masih ada, kami mencoba berkomikasi dengan anak-anak lain, namun mereka ketakutan dan langsung melarikan diri. 3 bulan kemudian, kami masih berusaha, namun...hasilnya tetap tidak. Kami pasrah, dan pergi ketaman dekat sekolah kami, kami melihat seseorang menggunakan pakaian hitam dengan pedang dipinggangnya, lalu hilang setelah dia tahu kami melihatnya, dan pohon yang dia sandari adalah pohon yang memiliki kata "Teman!", kata itu kamilah yang membuatnya. Setelah beberapa hari, kami dikerjar-kejar oleh makhluk hitam tinggi dengan topeng dan sampai disini" jelas Roh laki-laki itu panjang lebar dan diangguki roh lainnya. Raito tampak berpikir:

'Apa mereka dikejar oleh Hollow?'

"Apa kalian masih ingan tempatnya dimana?" tanya Raito kepada roh laki-laki yang ada didepannya.

"Yang kami tahu adalah taman dekat sekolah, itu adalah taman wisata karena banyak sekali jenis tanaman bunga dan pohon" jawab roh laki-laki sambil mengingat-ingat taman didekat sekolahanya.

"Letaknya?" tanya Raito, ketiga roh itu saling bertukar pandang dan menggelengkan yang berarti, tidak tahu.

"Begitu ya....Ketsueki, bagaimana?" tanya Raito kepda Ketsueki yang diam dari tadi atau sedang mengetik-ngetik keyboard laptop hitam.

"Taman wisata disini ada sembilan taman, jadi yang mana?" tanya Ketsueki membalikkan laptopnya menghadap ke tiga roh tersebut.

Ketiga roh itu melihatnya dan sama-sama bingung, sepertinya mereka tidak ingat tempatnya.

Meow~

Ketsueki melihat Akarui yang menepuk-nepuk pahanya sambil menunjuk jam dinding yang sudah jam 11:12 malam.

"Sudah waktunya tidur, besok kami harus sekolah, kalian kembalilah nanti, sampai jumpa" ucapnya Raito yang juga melihat, ketiga roh itu pergi dan Raito dan Ketsueki pergi tidur, kamar tidur mereka bersebelahan ruang.



Keesokan harinya, pagi hari 06:30 AM

Tit Tit Tit Tit...

Alaram jam Weker berbunyi, pertanda untuk bangun.

Saat ini dikamar tidur Ketsueki belum bangun, karena memiliki sifat malas yang luar biasa, biasa dia akan dibangunkan oleh kakaknya.

"Ketsueki! Ketsueki, bangun! Sudah pagi!" teriak Raito dibalik pintu kamar Ketsueki. Ketsueki menggeliat-geliat dan akhirnya bangun sambil mematikan alaram jan wekernya.

"Ketsueki!" teriak Raito lagi. Ketsueki turun dari kasurnya dan menuju pintu dan membukanya.

"Pagi" sapa Ketsueki yang langsung pergi kekamar mandi dan mandi, ganti baju, dan pergi ke meja makan.

Di ruang makan.

Tersedia roti panggang dengan selai cokelat dan susu disamping.

"Selamat makan" ucap mereka berdua, lalu memakan roti panggang dan pergi sekolah tak lupa mengunci rumah agar tidak kemasukan pencuri.






























New World + New LifeWhere stories live. Discover now