Seleksi final

115 18 0
                                    

Mereka berlari sampai kerumah Tetua Urokodaki Sakonji, Raito dan bocah itu berengah-engah, Raito didalam hati meminta maaf kepada Ketsueki, karena berlari cepat, pasti Ketsueki sedang terguncang.

Setelah sampai dirumah Tetua Urokodaki Sakonji, Urokodaki menyuruh Kamado Tanjirou dan Raito naik kegunung berkabut.

Dipuncak gunung berkabut, mereka berhenti, terlihat Kamado Tanjurou sudan lemas sedangkan Raito mengatur nafasnya dengan tenang.

"Dari sini kalian akan turun gunung kerumahku yang berada dibawah. Kali ini aku tidak akan menunggu sampai fajar" ucap Urokodaki yang hilang dimakan kabut.

Sedangkan dirumah Urokodaki, Urokodaki melihat kotak kayu yang dibawa Raito, dan pintu kotak kayu itu terbuka, memperlihatkan Ketsueki yang kecil.

"Oni?" tanya Urokodaki melihat Ketsueki yang memiliki ciri oni.

Ketsueki hanya menghela nafas dan keluar dari kotak, lalu menganggukkan kepala sebagai jawaban. Lalu dia menutup pintu kotak dan bersandar didepan.

Krieet...

Muncul Raito yang merangkul Tanjirou, mereka penuh luka dan memar.

"Kami...sudah...sampai.." ucap Raito yang langsung terjatuh. Ketsueki mendekati Raito yang terengah-engah.

"Kakak, kau terlalu memaksakan dirimu.." ucap Ketsueki sambil menyentuh-nyentuh luka dipipi Raito.

Lalu, Raito dan Tanjirou berlatih keras, sangat keras dan
Setahun, Tanjirou dibawa untuk membelah batu besar, sedangkan Raito sering berkeliaran bersama Ketsueki, saat pulang mereka penuh luka, walaupun Ketsueki oni, kekuatan sepititual membuat lukanya lama untuk sembuh.

Raito juga sering membawa makanan untuk Tanjirou digunung, dan dia masih belum membelah batu ini, Raito bisa saja membelah batu itu dengan mudah, namun itu tes untuk Tanjirou bukan dirinya.

Saat Raito dan Ketsueki melihat Tanjirou yang sedang berdebat dengan bocah bertopeng serigala dan berhasil memotong topengnya dan juga membelah batu.

"Dua bocah itu roh..." ucap Ketsueki yang berada diatas dahan bersama Raito.

"Dia beruntung sekali, bisa mendapatkan bantuan orang baik" ucap Raito yang hilang bersamaan dengan Ketsueki yang juga hilang.

Setelah itu Urokodoki datang setelah mendengar cerita dari Raito kalau Tanjirou berhasil membelah batu.

Keesokkan harinya mereka ada pergi ke Fujikasaneyama, lokasi seleksi final.

"Urodokasi-san, kami berangkat! Tolong jaga kelinci dan rubah juga!" teriak Tanjirou dan pergi bersama Raito.

"Tanjiro..bagaimana kau..tahu nama dua anak yang mati itu." ucap Urokodaki-san yang sedikit pelan.

"Dia bertemu mereka saat digunung, mereka membantu Tanjirou untuk bisa membelah batu besar.." jawab Katsueki yang tiba-tiba muncul di samping Urokodaki-san.

"Apa yang kau lakukan? Kau bisa saja terbakar!" teriak Urokodaki-san sambil menarik Ketsueki masuk kerumah.

"Urokodaki-san, aku bisa berjalan dibawah sinar matahari" jawab Ketsueki yang mengejutkan Urokodaki-san.

"Sejak kapan?" tanya Urokodaki-san.

"Sudah lama, sejak Tanjirou berlatih membelah batu" jawab Ketsueki sambil menjahit suatu pakaian.

"Itu membuatku bingung, Nezuko tidur panjang hampir selama satu tahun dan kau masih bangun tanpa makan, apa kau sudah memakan manusia?" tanya Urokodaki-san yang membuat Ketsueki berhenti menjahit.

New World + New LifeDonde viven las historias. Descúbrelo ahora