Pencarian

112 16 0
                                    

Di sekolahan.

Raito kelas 6 dan Ketsueki kelas 5, seperti biasa bel berbunyi dan anak-anak akan masuk ke kelasnya masing-masing.

Ketsueki sudah 3 minggu dikelas 5, anak-anak kelas 5 mengabaikannya karena berbeda usia, mereka berpikir Ketsueku akan merepotkan seperti anak-anak berumur 4 tahun lainnya.

Entah kenapa Guru begitu lama tidak menuju ke kelas, apa mereka mendapatkan hari bebas?

Entahlah, tetapi kelas mulai ramai, dan mungkin lagi kelas lain juga sedang ramai sekali, seperti biasa Ketsueki akan membaca buku, walaupun dia pemalas, dia itu pintar melebihi selurih siswa dikelas ini.

Lalu, ada seorang pria paruh baya yang berumur sekitar 22, masih muda sekali untuk menjadi guru kelas 5 dasar,

Tok Tok Tok...

Pria itu mengetuk pintu yang sudah terbuka cukup keras dan mencuri perhatian para siswa.

"Hari ini kelas akan bebas, jadi tolong jangan membuat kelas terlalu ramai" ucap pria itu.

"Ya!" jawab mereka yang saling duduk ditempat mereka masing-masing, mereka hanya bermain permainan papan yang entah mereka dapat dari mana, ada yang berbicara dam bercanda, ada juga yang membaca dan tidur.

Ketsueki mengikuti siswa yang membaca dengan teliti, kelas pun sedikit tenang. Berselang beberapa jam, ada guru yang datang.

"Kalian boleh pulang sekarang, hati-hati dijalan" ucap guru, yang membuat siswa dengan cepat membereskan dan merapikan meja dan pulang.

Di depan pintu masuk sekolah, terdapat seorang anak dengan jaket hitam menutupi seragam sekolah dan hoodienya menutupi kepala, dia sedang duduk dikursi kayu yang panjang.

"Ketsueki!" teriak seorang anak laki-laki berambut biru dengan poni yang sedikit panjang didekat telinganya, dia menuju anak berjaket hitam yang sedang duduk disebuah kirsi kayu panjang.

Ya, mereka adalah Ketsueki dan Raito, Ketsueki turun dari kursi dan menunggu Kakaknya, Raito.

"Apa yang terjadi?" tanya Ketsueki dengan nada malas, tapi bukannya dia selalu memakai nada malas disetiap ucapannya?

Ya tentu saja.

"Tidak tahu, tapi katanya dikelasku neneknya Kepala sekolah, meninggal dulunya, mari kita do'akan dia, semoga dia tenang disisi Tuhan Yang Maha Mulia" ucap Raito, dan mereka langsung pergi kerumah.

Didepan rumah, ketiga roh kemarin berdiri seakan menunggu mereka pulang.

"Mari masuk!" ucap Raito yang membuka kunci rumahnya dan menutup tanpa mengunci, mereka bertiga masuk, dan Ketsueki berjalan dibelakang Raito.

Srek...

Pintu kayu gesek terbuka.

"Kami pulang!" ucap Raito dan Ketsueki, dan melespakan sepatunya dan meletakkan di rak sepatu. Mereka pun pergi mencuci kaki agar tidak bau.

Sekarang saat ini mereka ada diruang tamu dengan Yami dan Akarui yang sedang menonton layar laptop.

"Jadi kalian sudah mengingatnya?" tanya Raito.

"Kalau tidak salah, ada sebuah kedai ramen didekat taman itu ukurannya sedang dan banyak sekali pembelinya, dan ada juga sebuah tanaman bunga yang bersinar terang saat dimalam hari" jawab roh laki-laki yang mengakhiri penjelasannya

"Itu saja...?" tanya Raito dengan memiringkan kepala dengan bingung, roh laki-laki itu menjawab dengan anggukan.

"Jadi...Ketsueki" panggil Raito sambil melihat Ketsueki yang menatap layar laptop dengan malas.

Ketsueki menghela nafas dengan panjang dan membalikkan laptop agar ketiga roh dapat melihatnya.

"Ada tiga taman dengan kedai ramen didekatnya, dan itu.......itu jauh sekali dengan jarak rumah kita" ucap Ketsueki dan sekali lagi menghela nafas panjang.

"Wow...jaraknya jauh sekali, kalau jalan kaki dari sini..." ucap Raito sambil melihat layar laptop.

"Yang pertama adalah Taman Kota, berjarak sekitar 6 km, kedua Tanam dekat rumah sakit yang berjarak 8,5 km, ketiga Tanam bunga Lily yang berjarak 11 km, dan itu sama-sama dekat dengan sekolah dasar..." jelas Raito yang berkeringt dingin dengan jarak taman-taman itu.

Kring!....Kring!....Kring!....

Suara telepon rumah berdering keras.

"Akan ku terima" ucap Ketsueki yang bergegas ke arah telepon rumah yang dekat dengan pintu ruang tamu.

"Ow...jarang sekali, ada yang menelpon dari telepon rumah,...oh ya! Kita kan tidak punya handphone" ucap Raito, sedangkan ketiga roh menggelengkan kepala dengan kehidupan Raito dan Ketsueki yang sangat misterius.

"Lalu...laptop ini?" tanya roh perempuan dengan penasaran. Lalu, Raito melihatnya dengan senyuman ringan.

"Dulu kami sering menggunakan laptop ibu kami, untuk mencari-cari buku pelajaran, bisa dibilang belanja online, karena ibu kami melihat kami dan membelikan kami satu laptop, itu cukup karena Ketsueki pintar merawatnya" jawab Raito sambil mengingat pada saat umur mereka.

Ketiga roh itu menanggapinya dengan ber "Oh" ria.

"Kakak..." panggil Ketsueki yang muncul dibalik pintu dengan wajah datarnya.

"Dua hari kedepan kita akan diliburkan" ucap Ketsueki, yang membuat Raito bingung.

"Alasannya?..." tanya Raito.

"Alasannya tidak masuk akal....." jawab Ketsueki dengan memalingkan mukanya kearah lain.

"Apa alasannya? Jangan membuatku penasaran, Ketsueki!" ucap Raito yang penasaran sekali. Ketsueki menghela nafas.

"Kelas 6 dan kelas 5, tertimpa pohon besar dan hancur" jawab Raito.

.....

"Memang tidak masuk akal" ucap Raito yang merasa senang karena besok bisa pergi ketaman-taman ini.

"Tapi kenapa ada pohon besar yang tumbang? Apa didekat kelas ada pohon besar?" tanya Raito yang tidak mengingat ada pohon besar didekat kelas.

"Ada empat pohon besar didekat kelas, Kak" jawab Ketsueki yang ingat betul ada empat pohon besar didekat kelas.

"Begitu ya?....dari pada berbicara tentang itu, lebih baik kita pikirkan tentang taman yang mana?" ucap Raito, sedangkan Ketsueki berbaring dekat dengan meja yang digunakan, mereka duduk dilantai, gaya Jepang asli. Untungnya di kasih karpet lantai, kebiasaan tidur Ketsueki disemua tempat, itu membuat ibu membeli karpet agar Ketsueki tidak terluka karena lantai kayu.

Haripun mulai siang, dan mereka masih berbicara tentang taman yang mana, dan Ketsueki belum bangun juga dati tidurnya.

"Yosh!...mari kita berangkat!" teriak Raito mengejutkan Ketsueki dari tidurnya dan langsung bangun dan duduk, Ketsueki berkeringat seakan-akan mengalami mimpi buruk.

"Oh! Ketsueki, kau sudah bangun. Baiklah, kita pergi!" ucap Raito sambil menarik tangan Ketsueki yang tidak mengerti.

"Taman pertama, Tanam Kota!"

Di tanam Kota, mereka naik kereta sendiri, 45 menit.

Taman Kota tampak ramai sekali dengan anak-anak, orang dewasa sampai orang tua.

"Baiklah, ayo kita cari!" ucap Raito, dan mereka pun langsung pergi berpencar, dan akan berkumpul saat sudah sore didwkat air mancur.

Di sore harinya..

"Bagaimana?" tanya Raito, dan mereka menjawabnya dengan gelengan kepala.

"Tidak ada" jawab Ketsueki. Raito menghela nafas.

"Besok kita akan mencari ditaman lain" ucap Raito yang mengakhiri pencarian pertama mereka dan pergi pulang kerumah. Mereka masih memiliki waktu 2 hari lagi sebslum sekolah kembali.






































New World + New LifeWhere stories live. Discover now