🍂
Tau tidak jawaban apa yang diberikan oleh tuan besar Choi saat Taeyong mengatakan jika putra kecilnya terluka??Panik.jelas
Tapi kata yang keluar dari bibirnya sebagai balasan, bukanlah balasan yang diinginkan para putranya.
"Tunggu sampai mereka sadar, mereka kuat, lagi pula tuhan tak akan sejahat itu mengambil adik kalian secepat itu"
Lucu yaa, tapi kenapa Taeyong bahkan Mark sekalipun tak bisa tertawa??
Ahh mereka tertawa, semuanya bahkan.tapi bukan tertawa karena sebuah kelucuan,tertawa karena mengingat betapa mudahnya sang ayah berubah, sesaat bisa menjadi malaikat yang dapat memeluk hangat para putranya, dan sesaat juga dapat berubah menjadi iblis yang kapan saja bisa mendorong putranya kedalam sebuah kekecewaan.
Tertawa karena begitu tak perdulinya sang Ayah pada kebahagiaan mereka,tertawa karena segitu besarnya yaa ambisi ayahnya untuk menjadikan para putranya agar sesuai dengan keinginannya??
‘‘²³’’
Sedari tadi Yangyang terus memegang tangan dingin milik Haechan, mengusapnya memberi sedikit kehangatan dari setiap gesekan kulit hangatnya dengan kulit dingin sang saudara
Sementara disisinya ada Jaemin, memejamkan matanya dengan damainya.
"Yangie, kau tak ingin beranjak dari sana??" Tanya Jeno
Yangyang menggeleng "tidak, sampai dia membuka mata"
Jeno mengangguk dengan helaan nafas menyusul, dirinya yang berada diambang pintu berjalan masuk, mendekati sang adik kembar yang berada disisi Haechan
"Cepat bangun jaeminie, mian" ujarnya, menyibak surai hitam sang adik yang menutupi kening
Didalam kamar Haechan itu, bukan hanya ada Yangyang dan Jeno tapi ada semuanya, semua putra Choi menunggu saudaranya bangun.
Jeno mendudukkan dirinya disamping Jaehyun, kemudian memeluknya "Hyung" panggilnya
"Hmm??kenapa saeng"
"Jika saja tadi Jeno menghentikan mereka, adik Jeno tidak akan tidur seperti ini, kenapa Jeno diam saja tadi ya Hyung, Jeno takut" lirihnya
Ten yang duduk disamping Jeno yang lain, mengusap lembut lengan sang adik "Gwenchana, mereka sebentar lagi bangun,dua bayi itu hanya ingin istirahat sebentar hmm"
"Uhuk uhuk"
Suara batuk, mengalihkan semua atensi putra Choi--ada senyum kelegaan dimasing-masing bibir disana.
"Naa, akhirnya" ujar Lucas yang kemudian berdiri dan menghampiri sang adik
Saat tangan Lucas ingin mengusak rambut hitamnya, Jaemin malah melengos ke samping dan memeluk Haechan disampingnya menyembunyikan wajahnya dalam pelukan
"Mian, Haechanie" lirihnya
Jemari yang digenggam Yangyang terlepas, dan bergerak mambalas pelukan adik disampingnya
"Morning Jaeminie" lirihnya, tanpa membuka mata
Semua putra Choi disana melongo dibuatnya.
"Ini malam kurasa" gumam Sungchan
Haechan juga Jaemin terkekeh membuat semua saudarnya sedikit mendengus walau tak bisa dipungkiri jika senyum lega benar-benar terpatri dibibir masing-masing
YOU ARE READING
[5] Our home || 𝙽𝚌𝚝²³
Fanfiction°°° '𝑟𝑢𝑚𝑎ℎ𝑘𝑢 𝑟𝑎𝑚𝑎𝑖,𝑛𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑟𝑢𝑚𝑖𝑡' '𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑠𝑎𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑙𝑢𝑝𝑎 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎,𝑦𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑙𝑢𝑚 𝑑𝑖𝑠𝑖𝑛𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑎𝑘𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑛...