Cara Diana Setyo merasa bahwa hidupnya tidak lebih dari sebuah pengalihan tanggung jawab Tuhan kepadanya. Hidup di ambang ketidakpastian dan bayang-bayang orang lain selama dua puluh satu tahunnya, telah membentuk perangainya menjadi pribadi yang sulit dalam semua hal. Hidup sebagai seseorang yang inferior di lingkungan yang superior tidak lantas membuatnya berkilau, malah justru semakin mengantar hidupnya berada di bawah tekanan. Lalu apakah benar Tuhan menggariskan hidupnya menjadi semenyedihkan itu? Hingga akhirnya cukup lama waktu yang dibutuhkan, sampai kemudian seseorang menyadarkannya bahwa selama ini ada yang salah dalam persepsi sudut pandangnya akan segala hal.