PART 47✨

7.4K 391 6
                                    

"masss bosen" rengek vio , yang saat ini mereka sedang berada di ruang keluarga sambil menonton televisi.

"Mau apa hm?" Tanya Devan sambil menciumi perut buncit vio .
Saat ini usia kandungan vio memasuki usia delapan bulan .

"Mauu seblak"

"Yaudah bentar aku pesenin" seru Devan mengambil ponselnya .

"Yang pedes tapi"

"Gak"

"Ish ko gak?"

"Ck, kamu lagi hamil, gaboleh yang pedes pedes baby"

"Tapi aku mau yang pedes mass"

"Gaboleh"

"Ah mas mah!"

"Kamu mau anak kita celaka,?" Tanya Devan kesal.

Vio menggelengkan kepalanya .

"Yaudah, gausah makan yang pedes pedes makanya"

"Tapi aku mau yang pedes!" Ucap vio keukuh.

"Yaudah serah, tapi aku gamau pesenin".

"Ya aku bisa pesen sendiri" gumam vio mengambil ponselnya .

Buru buru Devan merampas hp vio.

"Balikin mas, aku mau pesen seblak!"

"Kamu kenapa sih keras kepala banget"

"Ini tuh kemauan anak kita, dia pengen pedes!" Ucap vio dengan suara meninggi .

"Gitu terus kamu bilang, kemuan anak kita lah, apa lah, bilang aja emang kamu yang pengen. Gausah bawa bawa anak kita " ucap Devan dengan suara tak kalah tingginya.

Vio terkejut , matanya mulai berkaca kaca .

"Please Vi, gausah kek anak kecil! Bersikap dewasa dikit ! Apa kamu mau anak kita celaka? Kamu ga inget kata dokter kemarin? Bumil gaboleh makan yang terlalu pedes ." Seru Devan memelankan suaranya

"Gausah bentak bisa ga!" Lirih vio sudah menangis . Ia lagi sensitif, tidak bisa di bentak .

Devan menghembuskan nafas kasarnya "maaf---"

"Maaf hiks kalau aku gabisa bersikap dewasa, " potong vio lalu pergi menuju kamarnya .

Devan mengacak rambutnya frustasi ia lalu menyusul vio ke kamarnya .
.
.

"Hiks hiks" Isak vio setelah mengunci pintu kamarnya .

Ia duduk di tepi kasur sambil sesekali menyeka air matanya yang terus menerus jatuh dari mata cantiknya .

Tok tok tok

"Sayang buka pintunya, maaf tadi aku refleks " ucap devan dari luar .

Vio tak menjawab, ia masih marah dengan suaminya itu .

Devan mengambil kunci cadangan , lalu membuka pintu kamarnya .

Ia mendekati vio di tepi ranjang yang masih menangis .

"Maaf sayang, tadi aku ga sengaja bentak kamu" ucap Devan mengusap pipi chuby vio .

Vio menepis tangan Devan yang ada di pipinya .

"Aku mohon sama kamu, jangan kaya anak kecil ya, kasian anak kita kalau kamu makan yang pedes pedes " ucap Devan pelan sambil menggenggam tangan istrinya .

Vio masih diam tak bersuara, tangis nya sudah berhenti, hanya menyisakan isakan isakan kecil .

Devan menarik vio ke dalam dekapannya " maaf ya" ucap Devan mengecup puncak kepala vio .

"Aku gasuka kamu bentak aku"

"Iya maaf sayang, "

Vio melepaskan pelukannya, lalu tidur memunggungi Devan .

Devan tidur di samping vio, lalu memeluk vio dari belakang.

"Sayang jangan marah, maaf ya, kamu mau apa hm  ? Ice cream? Atau coklat? At--" ucap Devan terpotong .

"Aku gak mau apa apa" balas vio acuh .

Devan mengecup leher jenjang vio , lalu membalikkan badan istrinya .

Devan mengelus perut buncit vio" tuh nak, bunda marah sama ayah, bujukin bundanya ya, biar ga marah lagi sama ayah" ucap Devan mengajak buah hati nya bicara .

Devan melihat vio yang masih mengerucutkan bibirnya .

Ia lalu mengecup bibir ranum istrinya .

"Jangan marah lagi, entar yang di dalem ikut marah" ucap Devan menatap wajah istrinya

Vio masih bungkam.

Devan lalu bangkit dari tidurnya .

"Mau kemana?" Tanya vio tiba tiba .

"Mau keluar"

"Gaboleh, kamu tega ninggalin aku sendirian?"

Devan terkekeh," kan kamu lagi marah sama aku"

Vio diam, ia memang sedang marah dengan suaminya itu, tapi ia tak sanggup berjauhan dengan suaminya . Semenjak hamil, ia tak bisa jauh jauh dengan Devan.

"Yaudah kalau mau pergi" gumam vio, matanya sudah kembali berkaca kaca .

Devan memeluk vio erat, " ututututu, jangan nangis bunda," ucap Devan mencium kedua mata vio .

"Ish, jangan panggil aku bunda!"

"Loh kenapa ? Kamu kan bentar lagi jadi bunda"

"Kan belum lahir , ya jangan panggil aku bunda"

"Terus maunya di panggil apa hm?" Tanya Devan menaik turunkan alisnya .

"Sayang" gumam vio pelan .

"Apa? Ga denger!"

"Ish kamu mah"

"Serius aku ga denger, mau aku panggil apa?"tanya Devan pura pura tidak dengar .

"Sayang" teriak vio di telinga Devan .

Devan terkekeh lalu mencium pipi istrinya " iya sayang"

Vio memeluk suaminya erat, wajahnya ia sembunyikan di dada bidang Devan .

"Dah ga marah kan?"

Vio menggelengkan kepalanya, "jangan bentak bentak aku lagi " gumam vio .

"Iya sayang engga" ucap Devan membalas pelukan vio tak kalah eratnya .

______________________________________

Kamis, 24 Desember 2020
Pukul 09.38 WIB

jangan lupa vote dan komennya ya guys 🧡

See you--!

💖

VIOLETTA[END✓]Where stories live. Discover now