TAMAT

2.5K 195 29
                                    

Kata orang, kalo kita menangis didepan pria yang kita cintai, itu artinya kita kuat? Benarkah?

Dan kata orang, kalo kita berusaha tegar dan melawan keadaan, itu artinya kita lemah?

Youra tidak mengerti kenapa orang-orang berpikiran terbalik dengan apa yang Youra simpulkan. Jadi selama ini dia begitu lemah? Begitu?

Tidak,

Youra merasa sudah begitu kuat, sangat kuat sampai mampu bertahan hingga saat ini. Sampai ia pun kembali lagi dengan pria yang menghancurkan seluruh harapannya.

"Aku ingin makan siang dengan masakanmu nanti."

Oke, bukankah itu sebuah permintaan?

Youra menghela nafasnya begitu tipis. "Nanti akan ku buatkan." jawabnya tanpa ekspresi sedikitpun.

"Yang enak?"

"Iya."

"Yang banyak?"

"Iya."

"Buatnya pakai cinta"

"Ckk.." Youra berdecak bersamaan kedua maniknya memutar. "Sudah pergi sana" ucap Youra setelah memastikan dasi dengan dua garis berwarna biru putih itu rapi di leher suaminya.

Yoongi tersenyum menanggapi. "Ingat! Antarkan ke kantor. Aku akan makan kalau aku melihatmu diruanganku."

"Tidak bisa, aku sibuk" tolak Youra terang-terangan. Padahal tidak ada hal penting atau urusan rumah yang tidak bisa ditinggalkan.

"Tidak!" dengan sekali tarikan, Youra pun dililit dengan sempurna. "Kalau suami meminta istrinya melakukan suatu hal, maka istri harus mengabulkan. Kalau tidak—"

"Kalau tidak apa?" tantang Youra dengan rahang yang ia tegapkan. "Apa aku akan dihukum dengan melihat suamiku tidur bersama wanita lain lagi? Aku tidak—" Kalimat Youra terhenti sebelum dia menyelesaikan. Karna saat Yoongi mengecup keningnya dengan lembut, mengusap-usap pipinya begitu tenang. Youra merasakan hatinya mencelos begitu saja. Yang Youra rasakan begitu hangat hingga tubuhnya meremang. Youra merindukan itu. Menginginkan semua perlakuan Yoongi yang memuja atas dirinya.

"Aku mau nasi goreng yang biasa kau buatkan." Yoongi menyentuh pucuk hidung Youra dengan tangannya. "Yang enak, yang banyak dan buatnya pakai cinta" bisik Yoongi ditelinga Youra seraya mengecup leher sang istri secara tiba-tiba. Kedua mata Youra menyalang karna tersentak oleh benda kenyal yang menyapa batang lehernya.

"Bersiaplah" sambil tersenyum melebihi manisnya tebu. "Aku akan menunggumu di kantor." ucap Yoongi lagi mengingatkan. "Ingat! Aku tidak akan makan apapun kalau kau tidak ada diruanganku" ancamnya masih dengan wajah manis. Bahkan Yoongi tidak menggubris satupun kalimat Youra soal wanita lain yang baru saja ia bahas.

Sedangkan Youra, hanya mematung tak berkutik apapun. Memperhatikan punggung gagah itu perlahan menjauh dan hilang di ambang pintu.

Beberapa detik kemudian Youra melangkah, menepi ke sudut jendela. Membuka tirainya dan memperhatikan mobil putih mengkilat yang Yoongi bawa keluar dari pekarangan rumah. Entahlah, Youra bingung dengan perasaannya saat ini.

Jujur, Youra ingin mengakhiri sandiwara ini secepat mungkin. Tapi—ketika menatap wajah Yoongi lagi, Youra ingat bagaimana suaminya tersenyum diatas tubuh wanita lain. Youra ingat bagaimana suaminya berteriak diujung aspal hitam penuh penyesalan. Dan saat menatap wajah itu juga lah dunia mengambil bayi nya.

Youra bingung.

"Kau harus membayar semuanya Yoon." lirih Youra, sambil mengusap pipinya yang basah karna buliran yang turun tanpa aba-aba.

DAEGU'S ANNOYING HUSBAND - (MYG)✓Where stories live. Discover now