52. Its Me, Honey

17K 2.2K 1.4K
                                    

Hello, sesuai jumlah komen, maka update. Dari kemarin-maren aku sudah bilang ya, update cepat kalau banyak komen. Aku ngeliat cerita itu tiap pagi-sore, kalau udah tembus ya langsung update, tp kalau di bawah KKM, jadi tunda dlu, aku nulis lainnya ^^

Selamat membaca 👇

***

Larry dan dua pelayan pribadi Max sudah mengintai rumah Cassy selama seharian. Mereka bertiga sudah tidak peduli hasil akhirnya, yang terpenting adalah menuruti majikan.

Sementara itu, Tuan Macallan mengurus aksi kekerasan yang dilakukan anaknya di sekolah. Dia didampingi dengan Anderson sudah mengurus hampir seluruh permasalahan. Max sendiri tidak mau tahu, dan kalaupun keputusan sekolah ingin mengeluarkannya juga tidak masalah. Dia mengasingkan diri di rumah pribadinya yang berada tidak jauh dari kediaman rumah mendiang ibunya.

Ya, rumah pribadi, rumah ini hanya diketahui oleh Max, sang ibu dan para pelayan setia yang dahulu bekerja untuk ibunya. Bahkan sang ayah tidak mengetahui keberadaan rumah ini. Ini memanglah hadiah ulang tahun Max yang ke satu tahun dari sang ibu.

Bangunan mewah itu memiliki tiga lantai dengan balkon di lantai teratas. Semua perabotan di tempat ini tidak pernah diganti selama belasan tahun lamanya. Meskipun demikian, semuanya masih tampak baru. Biasanya Suzie, sebagai kepala pelayan, selalu datang kemari dan ke rumah mendiang Ermelinda Macallam secara bergantian untuk mengatur kebersihan rumah.

Saat ini ada lima pelayan yang bertugas membersihkam dan menjaga rumah ini setiap hari, termasuk dua pria yang sedang membantu Larry. Kelima orang ini masih memiliki hubungan kekerabatan dengan Suzie. Karena itulah mereka sudah menganggap Max seperti “keponakan” sendiri. Jadi apapun yang dia lakukan sekalipun hendak menculik seorang gadis, mereka menganggap ini adalah hal yang wajar.

“Aku tahu ini salah, kelihatannya,” kata Max yang tengah duduk di sofa ruang sembari menonton televisi. Dia melihat Suzie yang baru saja menyuguhkan minuman coklat hangat.

“Tidak masalah, Tuan, sekolah tidak akan mengeluarkan anda, Anderson sangat pintar berdiskusi, lagipula petinggi di yayasan sekolah itu sebagian besar masih punya koneksi dengan paman anda. Semua akan baik-baik saja,” kata Suzie menenangkannya. Dia ikut sedih saat mlihat wajah sendu Max.

Max sebenarnya tidak sedih, dia hanya khawatir. Tidak ada penyesalan sedikitpun karena menghancurkam properti sekolah ataupun menghajar adik kelas. Fokusnya tetap pada Larry dan dua pelayan yang entah bisa atau tidak menculik Cassy.

Dia meremas kemejanya sendiri sembari berkata, “aku bukan memikirkan sekolah, Suzie, aku memikirkan Cassy, dadaku sakit sekali sekarang, aku cemburu dan juga ... rindu. Sudah semalaman aku tidak melihatnya. Sekarang sudah pagi, dan sejak kemarin, sejak dia dibawa pergi oleh sopirnya, aku belum bisa melihatnya secara langsung.”

Raut wajah Suzie semakin pedih. “Tuan, jangan khawatir, Nona Carlson akan segera sampai disini. Setelah berada disini, dia tidak akan bisa kemana-mana. Sesuai permintaan Tuan, seluruh area telah dilengkapi kamera pengawas, bahkan saya sudah memanggil petugas keamanan tambahan. Dia benar-benar akan aman disini bersama anda.”

“Aku menculiknya, mau bagaimana lagi, dia berselingkuh dariku. Dia harus menebus kesalahannya dengan bersamaku.”

“Setelah Nona disini, anda bisa menghabiskan waktu dengannya, Tuan.”

Obsessive Boyfriend [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang