"Marriage, to women as to men, must be a luxury, not a necessity; an incident of life, not all of it."
– Susan B. Anthony•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
"Stefie..."
Stefie menggeleng ia sengaja kabur dari rumah orang tuanya, Stefie sudah melukai Ayahnya hingga pria itu jatuh sakit, dan ia tak mau menatap penderitaan orang tuanya yang di akibatkan oleh dirinya sendiri, tapi sekarang? nyatanya seorang Ira Wirawan, ibundanya ada di depannya
"nak... kamu udah besar ya..."
Entahlah, Stefie membenci ucapan Ira, itu semakin membuatnya merasa bersalah akan semua yang terjadi dan kehancuran keluarganya, bagaimanpun juga jika saja Stefie tidak hamil, ini semua tak akan terjadi
Ini memang rencana Amora dan Milan, setelah lebih dari 3 kali meminta, memohon dan membujuk Amora agar mau mendekati Stefie untuk kembali ke rumah orang tuanya, namun Amora sempat menolak bahkan memblokir kontak Milan, sebegitunya, memang Milan sangat memaksa namun akhirnya Amora luluh saat Milan mengajaknya bertemu tante Ira
"aku balik dulu" Suara Stefie bergetar, ia menahan sesak di dada, menyebut kata mama papa itu sudah cukup membuat wajah kedua orang tuanya terlintas di otak Stefie, dan itu melukainya
"Kak, mama mau ngomong sebentar aja"
lirihan itu, menggema di gendang telinga Stefie sudah lebih dari enam tahun ia tak lagi mendengar suara itu, langkahnya terhenti tatapan sendu Ira seakan mantra ajaib yang membuatnya diam tak berkutik
"Mama jamin semuanya bakal baik baik aja"
Milan tak tau apa yang terjadi nanti namun ini permintaan langsung dari tante Ira, meski awalnya ragu namun lebih dari sebulan tante Ira memohon-mohon kepada Milan untuk membawa Stefie kembali ke rumahnya, hingga tercetuslah rencana Milan yang melibatkan Amora, karena ternyata Stefie merupakan bagian dari komunitas pecinta hewan yang Amora ikuti
"Stef, apa kabar sayang..."
Amora dapat melihat tatapan sedih yang tercermin dari tatapan mata Stefie, ia menjauh dan duduk sedikit berjarak dengan Stefie, mengisyaratkan sesuatu ke Milan dengan maksud agar pria itu membiarkan Stefie dan tante Ira berdua untuk sebentar saja
"sekarang udah ada Mama... Kakak boleh ceritain semuanya, curahin semuanya sekarang"
Stefie mengangkat wajahnya, kenangan-kenangan sakit dan pahit dari awal pertemuannya dengan Tio hingga saat-saat orang tuanya mengusirnya dari rumah mulai satu per satu memenuhi kepala Stefie, seakan dirinya di tarik lagi ke waktu waktu itu
"kalo emang Mama mau ketemu aku, kenapa gak samperin aku..."
Amora tersenyum, sudah cukup rasanya Milan menjelaskan dan menceritakan tentang siapa Stefie, Jeremy dan Tante Ira juga Om Rayen serta asal mula mengapa mereka bisa sejauh ini, Amora juga awalnya ragu, ia takut Stefie tak bisa di bujuk, namun setidaknya ia membantu
"Mama takut kak"
"Mama takut setiap liat kamu, Mama takut sama semua hal yang berhubungan sama kamu, karena Mama merasa bersalah untuk memeluk kamu atau bahkan sekedar menatap kamu"
Dan sepanjang hari-harinya kini Stefie baru tahu, langsung dari mulut ibunya, bahwa ternyata ibunya merasakan hal yang tak jauh berbeda dengannya, ia juga takut kembali, ia belum siap melihat penderitaan orang tuanya yang di sebabkan oleh dirinya
"Banyak yang harus Mama dan Papa jelaskan ke kamu.. kamu pulang ya..."
•••
Lala sudah di pindahkan ke ruang rawat, karena efek obat dari dokter Lala tertidur, prosedur reposisi terhadap pergelangan kaki kiri Lala sudah selesai, kini kakinya sudah di gips, untuk beberapa minggu ke depan, namun sayangnya Maura dan Deva belum boleh masuk ke ruang rawat Lala karena masih ada pengeceka yang harus di lakukan dokter 2 jam kedepan, kini mereka duduk di depan ruangan Lala

YOU ARE READING
Because this little beat ✨🌌
RandomIni adalah cara baru mengenal dunia yang memang mengajarkan banyak hal, salah satunya menjaga kehormatan terbesar Maura itu gadis polos yang tak sengaja mengenal cinta Deva itu pria baik yang terlalu dalam merasakan cinta Lalu mereka jatuh bersama...