"Dia hanya bisa marah tapi tak bisa membenci... begitu memang ibuku..."
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••"Aduh Lala.... jangan nangis sayang..." Maura berusaha menenangkan Lala yang sedari tadi lebih tepatnya ketika Deva keluar dari kamar sudah menangis
Lala hampir tidak pernah begini, dia selalu saja tenang, meski Maura sudah mencoba memberi Lala ASI bahkan menimang-nimangnya namun tangisnya tak reda juga
"Lala, sayang... udah malam Mama mau tidur... kamu juga ya nak...." Maura sedikit panik melihat tangisan Lala yang semakin kencang dan menjadi-jadi
"Lala... tidur ya..."
Krekkkk...
Pintu terbuka sosok Emma muncul membuat Maura sedikit kaget, ia melihat ibunya dengan pakaian tidurnya segera masuk dan mengambil gendong Lala lalu keluar dari kamar itu
"Lala tidur sama mama..."
Hanya itu yang ia ucapkan, Maura hanya mengangguk dan memilih duduk di pinggir ranjangnya, dan di situ ia merenung
Wanita itu membuka buku yang ada di nakas kebetulan miliknya ia membaca bagian yang ia tandai di buku itu bagian kesukaannya
Membaca kalimat yang paling ia sukai
"Dia hanya bisa marah tapi tak bisa membenci... begitu memang ibuku..."
•••
Kejadian semalam membuat Deva kurang mood mengerjakan tugas kelompok hari ini membuatnya agak malas menjalankan rutinitas yang ada
"Stella, Alvin mana?" Tanya Deva kepada salah seorang anak fakultasnya yang lewat namun Stella hanya mengedikan bahu tanda tak tahu
"Dimana tuh bocah!"
Deva memilih menutup laptopnya dan mencari Alvin kawannya di kampus, Alvin merupakan mahasiswa kedokteran tingkat mager yang tinggi namun bercita-cita lulus
Nakal? Ya, namun sangat baik, nakal dalam arti lain kok, namun aslinya dia baik, dan Deva juga Alvin lumayan lama kenal karena satu tempat les saat SD sampai SMP
"Woi Vin!"
Panggil Deva begitu melihat Alvin tengah makan di kantin, segera Alvin bergeser agar Deva bisa duduk, di situ Deva langsung duduk dan menunggu saat yang tepat agar bisa duduk
"Gue mau ke Plaza Senayan besok sama anak-anak mau ikut gak loe?" Baiklah Deva sejak berkuliah memiliki beberapa teman baik
Seperti Tomi, Alvin, Satria mereka berempat berteman sejak masa Ospek bahkan mereka dari jurusan berbeda, dan sejak kejadian baku hantam antara Evan dan Deva membuat pria itu kini jarang berhubungan lagi dengan Juna maupun Evan
"Lah! Gua gak bisa coy! Gue harus ketemu sama Salma! Chat gua di bales woi!" Ucap Alvin dengan segala kegirangannya, baiklah anggap saja Alvin bucin
"Salma yang anak psikolog?" Tanya Deva dan dengan cepat Alvin mengangguk, "iya Alysa Salma! Yang cakep itu!" Alvin membuat Deva sedikit aneh
"Gila lu! Salma kan mantannya Satria! Jangan bego deh! Ribut nanti!" Deva paling malas kalau sudah menyangkut Masalah begini cukup persahabatannya dengan Juna dan Evan saja yang hancur
"Dih kan Satria yang selingkuh jadi gak apa lah gue ambil mantannya, udah putus juga!" Bela Alvin sedangkan deva hanya mengangguk pasrah susah memang kalau sudah menyangkut perasaan
"Ya udah gua jalan ama anak-anak aja!" Putus Deva membuat Alvin menanggangguk paham, dan kembali melanjutkan sesi makannya
Deva pun memilih untuk pulang ke rumah kebetulan ia dan Maura sudah kembali ke rumah mereka berdua, kini ia ingin pulang karena hari ini ia tak ada jadwal menjaga Cafe
Deva sampai di rumahnya, pria itu memarkirkan motornya dan masuk ke dalam rumah, ia melihat Maura tengah sibuk berkutat di dapur, wanita itu kini sudah mahir dalam hal masak memasak
Maura yang menyadari kehadiran Deva pun langsung menghentikan sejenak kegiatan potong memotong sayurannya
"Eh, loe udah makan?"
Tanya Maura dan hanya di balas oleh gelengan, Maura yang mengerti pun langsung melanjutkan sesi masak memasaknya yang sempat tertunda sebentar
"Lala mana?"
"Di kamar lagi tidur..."
Deva yang mengerti pun langsung masuk dan melihat putri kecilnya tengah tertidur dengan bantal besar yang mengelilinginya agar tak jatuh
"Cantik, mirip sama Maura"
Hal itu yang Deva pikirkan setiap kali mengingat Maura, pria itu semakin sadar kehadiran Lala tidak pernah akan ia sesali lagi
•••
Kini Deva dan Maura tengah menjalankan kegiatan belanja bulanan, karena Lala yang masih terlalu kecil akhirnya malaikat kecil itu di titipkan kepada Adira ibunda Deva
Semua terasa canggung saat mereka masuk ke dalam swalayan dan hendak membeli keperluan bulanan mereka
"Gue ke sana bentar ya!"
Ijin Maura lalu ia melangkah ke tempat penjualan sabun, dan Deva hanya mengangguk pria itu sibuk dengan ponselnya
Saat sedang serius mencari barang yang di perlukan tiba-tiba...
"Maura!"
Ada suara yang mengagetkan Maura, Emily gadis yang suka dengan Deva saat SMA datang
Entah dari mana yang pasti Maura yakin niat Emily setiap bertemu dengannya tak pernah baik
"Gila! Ngapain Loe belanja sabun bayi?" Emily lagi-lagi membuat Maura mendadak emosi karena bingung ingin menjawab apa
"Buat adek gua!"
Jawab Maura asal dan Emily hanya mengangguk meski ia tau kalau Maura tidak punya adik
"Nyokap loe lahiran lagi? Hamilnya kapan?" Tanya Emily terus menerus membuat telinga Maura mendadak panas
"Bukan urusan loe!"
Maura menjadi ketus gara-gara Emily yang sangat amat menyebalkan "Loe udah putus kan sama Deva?" Pertanyaan kali ini berhasil membuat Maura terdiam
"Kalo udah berarti boleh dong gue deketin Deva!" Tanya Emily, dan berhasil membuat Maura diam, ia sangat benci hal ini
"Terserah..."
Maura berusaha menjauh dari Emily, ia tak menggubris Emily yang terus memanggil namanya, menurut Maura orang seperti Emily tidak penting tak usah di gubris
"Kenapa si! Gue harus ketemu Emily!"
Maura ngedumel dalam hati, sungguh ia sangat membenci Emily dari dulu selalu saja membuatnya naik pitam
"Ra!"
Suara berat Deva berhasil membuat Maura menoleh dan mendapati pria itu tengah berjalan mendekatinya
"Kenapa?"
Tanya Maura, Deva hanya berjalan mendekat kepada Maura dan memeluk Maura dari belakang, membuat Maura mendadak bingung
"Lah?"
"Udah loe dorong aja trolleynya gua peluk dari belakang! Cepetan!"
Maura hanya mengangguk, alhasil Deva hanya terus memeluk Maura dari belakang dan mengikuti gerak gerik Maura
"Kangen gue bisa gini lagi sama Loe ra..."
Maura hanya berusaha mengatur nafas serta detak jantungnya yang sudah tidak seirama, ia berharap Deva tidak merasakan yang ia rasakan
"Jangan buat gue jatuh hati sama loe Dev...."
-Maura•#tbc•
|more Vote more update|

ESTÁS LEYENDO
Because this little beat ✨🌌
De TodoIni adalah cara baru mengenal dunia yang memang mengajarkan banyak hal, salah satunya menjaga kehormatan terbesar Maura itu gadis polos yang tak sengaja mengenal cinta Deva itu pria baik yang terlalu dalam merasakan cinta Lalu mereka jatuh bersama...