✨🌌 Claustrophobia

1.5K 111 5
                                        

"Gak ada yang jamin semua akan selalu menyenangkan! Jangan manja, kadang yang pait lebih baik dari pada yang manis..."
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Acara sudah di mulai, dan tadi Deva maupun Maura juga sempat meniup lilin karena mereka semalam anniversary sambutan keluarga Deva sangat hangat

Meski tak di pungkiri pasti ada saja omongan-omongan kecil tentang Maura dan Deva namun mereka hanya butuh waktu untuk terbiasa

Hanifa selalu siaga di samping Maura, membuat kegugupan Maura berkurang, Lala juga tak lepas dari gendongan Deva

Deva kini tengah duduk bersama sepupu-sepupunya yang seusia mereka, sedang berbincang-bincang

"Dev! Demi apa loe jadi masuk FK?? gue kira wacana doang!" Ucap seorang pria bernama Rey dia memiliki kakak kembar bernama Raisa

Semua saling berbicara dengan heboh tertawa satu sama lain, sedangkan Maura hanya duduk di sofa sambil bermain dengan Lala

"Maura ya?"

Merasa ada yang mengajak bicara, Maura pun mendongak dan mendapati Nenek Deva duduk di sampingnya

"Eh, iya nek..."

Maura lalu mencium tangan Nenek, perlahan Nenek menatap Lala, ia tersenyum

"Lala mirip sama Deva ya... manis juga kaya kamu..."

Senyuman Maura mekar, ia terus menatap Nenek, ia merasa ini seakan mimpi

"Kenapa kamu mau melakukan hal itu sama Deva?"

Jujur pertanyaan itu membuat senyum Maura meredup, ia bingung ingin jawab apa

Nenek sadar akan perubahan wajah Maura, ia lalu kembali tersenyum, dan menatap wajah Maura

"Nenek tau... kamu merelakan karena kamu takut kehilangan seseorang kan?..."

Deg

"Nak... jujur nenek kecewa sekali mengetahui Deva melakukan ini, karena sama saja dia ndak menghargai perempuan"

"Tapi nenek bangga, di usia semuda itu kamu mau mempertahankan Lala, meskipun mungkin Deva belum tentu mau bertanggung jawab... kamu belajar banyak hal kan?"

"Sekarang nikmati masa kecil Lala, nikmati masa muda kamu sebagai ibu... jangan lepas Deva sampai kapanpun..."

Maura mengangguk, ia tersenyum, ia tahu soal perjanjian pernikahan, namun Maura selalu yakin perasaannya lebih besar di banding secarik kertas itu

"Makasih Nek... udah mau terima Maura... semua yang Maura lakukan saat-saat ini hanya bisa memperbaiki.. sekali lagi maaf nek, dan makasih juga..."

Lalu mereka pun larut dalam obrolan tentang Lala, sedang Deva yang asyik ngobrol sampai melupakan Maura

ia langsung berdiri dari posisi duduknya dan berjalan mendapati Maura di sofa

"Ra! Sini Lala sama aku aja..." ucap Deva, menyadari kehadiran Neneknya Deva kaget

"Eh nek! Maaf Deva gak liat..."

"Ya udah nenek makan dulu ya..." Nenek pun pamit dan menuju ke meja makan mengambil makanan yang ada

"Ra! Yok! Di cariin mereka!"

"Ih! Gak enak ah!"

Maura kaget mengetahui Deva ingin mengenalkannya pada sepupu-sepupunya, dengan sedikit paksaan akhirnya Maura mau

Because this little beat ✨🌌Where stories live. Discover now