✨🌌 Perempuan lain?

826 80 8
                                    

"A million words would not bring you back, I know because I tried, neither would a million tears, I know because I cried."
-unknown

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Tubuh Maura terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit, matanya baru saja terbuka beberapa menit lalu, ketika efek obat anastesi pasca pengangkatan janin sekaligus pengangkatan kista dalam rahimnya habis. Pertama kali yang Maura lihat adalah dirinya di ruangan rumah sakit

Dengan selang infus di tangannya, seorang dokter masuk ke dalam ruangan tersenyum dan mengecek keadaaan Maura, sedangkan Maura hanya terdiam berusaha menetralisir cahaya lampu yang menusuk netra nya

"Nanti satu jam ke depan setelah buang gas dan buang air kecil baru Maura boleh makan dan minum obat"

"Saya kenapa dokter?"

Dokter itu menatap seorang perawat di sampingnya, perawat itu mengangguk, ia rasa tak ada gunananya juga jika terus menyembunyikan semuanya, ini tentang tubuh Maura ia berhak tau

"Sebelumnya saya minta maaf... ibu Maura, keguguran, karena adanya kista di bagian yang menganggu pertumbuhan janin... dan kondisi janin yang lemah... operasi pengangkatan kista sudah selesai... hanya saja akan ada efek samping nantinya..."

Maura rasanya seperti di tusuk, dadanya sakit dan sesak seketika mendengar penjelasan dokter

"Apa itu?"

"Ibu Maura tidak akan bisa hamil lagi"

Maura hanya mengangguk pelan, setelah dokter keluar kini giliran Deva yang masuk dengan wajah lesu namun ia berusaha tersenyum meski Maura mengabaikannya, ia lalu menggengam tangan istrinya itu, semakin dekat ia menatap Maura semakin hancur pula perasaannya

"Aku kenapa Dev?"

Deg

Harus jelasin gimana?

Tapi Maura berhak tau

"Kamu..."

"Kenapa? Cepetan aku gak mau lama-lama lihat kamu"

Deva yakin Maura masih sangat amat marah padanya mungkin ia masih butuh waktu untuk bisa memaafkan Deva secara tulus. Perasaannya semakin sulit untuk menjelaskan keadaan Maura sekarang, namun ia harus jujus apapun yang terjadi nantinya, Deva tak mau menyembunyikan apapun

"Dokter habis angkat kista kamu..."

"Kista? Tapi kok aku sampe pendarahan?"

Deva diam sejenak berusaha meyakinkan diri bahwa ia harus jujur

"Kamu..."

"Aku kenapa?"

"Keguguran"

Sama sekali Deva tak berani menatap mata istrinya seketika ia bisa mendengar suara isakan dari Maura, suara itu semakin kencang, hingga Deva mau tak mau menatap Maura, dan kini perempuan itu menatap kosong ke bawah dengan air mata mengalir deras

"Dan katanya aku juga gak akan bisa punya anak lagi.. bener itu dev?"

Maura sudah tau, dan itu membuat Deva semakin terluka. Sejujurnya Maura hanya ingin mengetahui apakah Deva akan jujur padanya

"Dev... aku harusnya mati aja..."

Deva mengeleng, ia kini duduk di pinghir ranjang Maura, dan memegang kedua pundak Maura, meyakinkan istrinya lewat tatapan yang bisa di artikan oleh Maura, sayangnya sekuat apapun semangat dan kata penenang yang di berikan kepada Maura, semuanya sia-sia hati dan batinnya mendadak mati rasa

Because this little beat ✨🌌Where stories live. Discover now