The Family

474 66 46
                                    

Awan kelabu mulai menutupi matahari, membuat seolah-olah bumi menjadi tempat yang paling suram

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Awan kelabu mulai menutupi matahari, membuat seolah-olah bumi menjadi tempat yang paling suram.

Pintu mahoni itu perlahan dibukanya, matanya mengintip dari sela pintu tersebut.
Terdengar suara dua orang yang berbicara di ruang tengah.

"Aku sangat berterima kasih, Pendeta Xiao. Berkat konseling bersamamu dua minggu yang lalu, putriku, Zu'er, mulai sadar dan berhenti membangkang."

"Benarkah, Mr. Song Weilong? Aku sangat senang mendengarnya, ia bisa menjadi anak remaja yang lebih sehat."

Itu suara Ayahnya, Pendeta Xiao Zhan. Dikenal dengan tegasnya saat memberikan khotbah dan konseling, atau bahkan cara mendidik anaknya.

Padahal mereka baru saja pindah kembali kesini tapi sudah cukup di kenal.

Xiaojun menghela napas, ia membuka pintu. Perhatian kedua orang itu teralih kepadanya.

"Ah, Pendeta Xiao, apa itu putramu?" tanya pria berwajah tegas tersebut.

"Mr. Song, perkenalkan putraku, Xiao Dejun." balas Ayahnya dengan senyum bangga.

"Senang bertemu denganmu, Mr. Song." sahutnya dengan sopan.

"Senang bertemu denganmu juga, Xiaojun. Whoa, wajahmu sangat tampan!"

"Terima kasih, Mr. Song."

Lelaki Guangdong itu hanya membalasnya dengan senyum paksa dan sebuah anggukan kecil.
Tanpa sudi berbagi tatapan dengan Ayahnya, Xiaojun langsung menaikki tangga menuju kamarnya.

Saat bertemu Ayah, ia selalu seperti itu. Tidak acuh dan dingin, Xiaojun bahkan tidak pernah makan malam bersama dengan Ayahnya semenjak kematian Ibu beberapa tahun yang lalu.

Langkahnya sampai diatas, ia bertemu dengan sosok wanita yang sedang membersihkan karpet dengan vacuum cleaner.

"Ah Jun. Selamat datang!" pekiknya.

"Terima kasih, bibi." balas Xiaojun tersenyum.

Wanita itu adalah Xiao Yan, adik dari Ayahnya atau lebih tepatnya bibi bagi Xiaojun.
Dia menjadi satu-satunya orang yang membuat Xiaojun tetap bertahan di rumah itu, Xiao Yan menjadi ibu kedua baginya.

"Bagaimana hari keduamu di sekolah? Menyenangkan?" tanya Xiao Yan sembari mendorong vacuum cleaner tersebut.

"Banyak hal yang menarik terjadi." jawab Xiaojun dengan senyuman penuh arti terpajang di wajahnya.

"Hal menarik apa? Kenapa wajahmu seperti itu, huh?" tanya Xiao Yan terkekeh.

"Ada saja, bibi tidak boleh tahu!"

Xiaojun berlari melewati bibinya dan sempat mencabut kabel sambungan vacuum cleaner tersebut sembari tertawa jahat.

"Hey! Xiao Dejun!"

Clair De LuneKde žijí příběhy. Začni objevovat