The Blood

362 35 21
                                    

Vacuum cleaner itu bergerak dengan lincah, menghisap debu yang ada di karpet ruang tengah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Vacuum cleaner itu bergerak dengan lincah, menghisap debu yang ada di karpet ruang tengah.
Dengan susu ditangannya, Xiaojun terus menerus memperhatikan gerak-gerik Xiao Yan.

Wanita itu menjadi dua kali lipat merasa tidak nyaman. Tidak hanya sekali ini saja, bahkan selama beberapa hari ini.
Xiao Yan terus menerus diperhatikan oleh Xiaojun.

Saat memasak, saat membersihkan rumah bahkan saat bersantai pun, Xiaojun masih mengawasinya. Semenjak kesembuhan tiba-tibanya itu, Xiao Yan rasa keponakannya tersebut mulai bertingkah sedikit aneh.

"Xiaojun, ada apa denganmu? Akhir-akhir ini kau selalu menatapku dengan tatapan aneh." tanya Xiao Yan sembari masih terfokus membersihkan karpet itu.

"Aku? Aku tidak menatap Bibi."

"Ah-Jun, aku tidak bodoh. Kau selalu menatapku dengan tatapan aneh!"

"Tatapan aneh seperti apa, Bibi?"

"Seperti kau mencurigaiku."

Lelaki beralis tebal itu meletakan buku yang ia baca diatas meja, lalu melepas kacamatanya. Well, dia memang mencurigai Xiao Yan dan bahkan sangat curiga.
Ia ingin mengawasi gerak-gerik wanita itu dengan perlahan, tapi caranya terlalu terlihat.

"Aku tidak mencurigai, Bibi. Aku sedang melamun dan kebetulan menatap Bibi." elaknya.

"Kenapa aku jadi ragu dengan alasanmu, huh?" sahut Xiao Yan.

"Percaya atau tidak, itu terserah, Bibi. Aku akan kekamarku."

Xiaojun beranjak dari sofa itu, ia melangkah dengan cepat menaikki tangga menuju kamarnya. Sementara Xiao Yan hanya bisa menghela napasnya, berniat untuk melanjutkan pekerjaannya untuk membersihkan rumah.

Pintu kamar itu Xiaojun kunci, ia menghempas tubuhnya di ranjang.

Akhir-akhir ini, bibi bertingkah lebih aneh dari biasanya. Ia selalu terbangun tengah malam ditemani bergumam tak jelas, ia tak bisa berdekatan dengan kamar ayah sedikitpun dan bahkan tidak pernah ikut perkumpulan wanita di Gereja lagi.
Ia pernah bertanya tentang hal itu kepada Xiao Yan tapi jawabannya sama.

"Aku hanya perlu beristirahat dari semua kegiatanku."

Hanya itu.

Saat ditanya kenapa ia terbangun saat malam hari, ia menjawab bahwa mimpi buruk menjadi penyebabnya. Xiaojun hanya belum menanyakan kenapa bibi tidak bisa berdekatan dengan kamar ayah.

Berbicara tentang ayah, Xiao Zhan sudah tidak pulang selama tiga hari penuh. Para pelayan Gereja dan kenalannya pun tidak tahu menahu dimana keberadaannya saat ini.
Bukan karena khawatir, Xiaojun takut pria itu melakukan hal yang bodoh.

Drrt. Drrt.

Getaran dari ponselnya cukup untuk mengejutkan Xiaojun, ia meraihnya dari nakas.
Sebuah panggilan dari Hendery tertera di layar ponselnya, dengan sigap Xiaojun mengangkatnya.

Clair De LuneWhere stories live. Discover now