The Last

260 23 4
                                    

Suara langkah kaki yang banyak, mengganggu pendengaran Xiaojun, berkeliaran tak jelas disekitarnya sembari bergumam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara langkah kaki yang banyak, mengganggu pendengaran Xiaojun, berkeliaran tak jelas disekitarnya sembari bergumam.
Alam bawah sadar Xiaojun sudah terbangun, tapi tubuhnya masih sulit untuk digerakkan.

Pendengaran Xiaojun mulai menjadi jelas, dan ia dapat mendengarkan pembicaraan seseorang yang ia yakini bukan manusia.
Telinganya juga menangkap suara sebuah benda yang diseret didekatnya.

"Ssh, diam! Jika manusia itu bangun sebelum waktunya, Tuan akan marah besar pada kita!"

"J-jadi kita harus memukulnya sampai pingsan lagi?"

"Tentu saja, bodoh. Kalau tidak, Tuan yang akan memukul kita sampai mati."

Rasa sakit yang menyengat dikepalanya perlahan-lahan seperti mengetuk bangun Xiaojun. Tubuh Xiaojun terasa berat, juga matanya sulit dibuka.

"Ugh." desisnya halus.

"Demetria, d-dia bangun!" pekik salah satu mahluk itu.

"Diamlah, aku akan memukulㅡ"

Tiba-tiba keduanya terdiam, ada sekitar kesunyian beberapa menit. Lalu suara langkah kaki keduanya itu pergi dengan terburu-buru secara bersamaan, seperti orang yang sedang ketakutan.
Pintu ruangan gelap tersebut tertutup dengan pelan, seseorang masuk sembari membawa lilin.

Kelopak mata Xiaojun yang berat itu akhirnya terbuka, walaupun dengan penuh usaha.
Pandangannya masih berkunang-kunang, ada seseorang dihadapannya yang tak bisa ia lihat dengan jelas.

"Xiaojun, sadarlah!" ujar Hendery sembari mengguncang tubuh Xiaojun.

"H-Huh? Siapa kau?"

"Ini aku, Hendery."

Ketika mendengar bahwa itu Hendery, ia membuka matanya lebar-lebar. Kenapa ada Hendery disana? Dan, ia ada dimana?
Pertanyaan-pertanyaan terus bermunculan seakan-akan tidak ingin membiarkan pikiran Xiaojun istirahat.

"A-Aku dimana?" tanya Xiaojun.

"Kau diruang bawah tanah rumahku, Lucas membawamu kemari."

"Apa yang terjadi? Apa aku membuat kesalahan?"

"Ah, kepalamu, kepalamu berdarah." pekik Hendery pelan, lalu mengeluarkan saputangan dari sakunya.

Hendery menghapus darah yang tadinya mengalir dari sisi kepala Xiaojun. Lelaki beralis tebal itu hanya diam, ia masih terlalu sakit dan bingung untuk mulai berpikir.
Setelah selesai, Hendery membantunya berdiri lalu membawanya keluar dari ruangan gelap itu.

Bahkan saat keluarpun, tidak ada cahaya kecuali lilin yang Hendery bawa.

"Hendery, kenapa aku disini? Apa yang dia inginkan dariku?" tanya lelaki itu.

"Aku tidak tahu, Ah-Jun. Dia tiba-tiba membawamu kemari, aku harus mengeluarkanmu dari sini secepatnya." jelas Hendery seraya menerangi jalannya berpijak.

Clair De LuneWhere stories live. Discover now