The Truth

93 16 3
                                    

Sebuah kayu dilemparkan ke perapian menyala itu, menambahkan bara api yang hendak menghangatkan mereka disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah kayu dilemparkan ke perapian menyala itu, menambahkan bara api yang hendak menghangatkan mereka disana.
Meja kopi itu, dihiasi dengan semangkuk biskuit cokelat dan susu hangat untuk Xiaojun.

Lelaki bersurai gelap itu masih duduk termenung di sofa, didepan perapian. Kejadian tadi masih membuat pikirannya tak jelas. Pendeta Luo menatapnya dengan penuh rasa iba dan kasihan.

Saat ini keduanya sedang beristirahat di rumah sederhana milih Pendeta Luo. Jarak rumah Luo Yunxi dan Xiao Zhan cukup jauh, jadi setidaknya Xiaojun aman disana.

"Xiaojun, tidak meminumnya?" tanya Luo Yunxi, menunjuk segelas susu hangat itu.

"Aku, tidak merasa haus, Pendeta Luo."

Helaan napas itu keluar dari mulut Xiaojun, seraya ia memijiti pelipisnya dengan perlahan.
Pria tersebut hanya bisa tersenyum miris, ia lalu meletakan sebuah kitab di pangkuan Xiaojun.
Pemuda itu menatapnya dengan bingung dan mengambil kitabnya.

"Disaat seperti ini, bukankah lebih baik jika kita banyak-banyak berdoa?" ucap Pendeta Luo.

Ucapan itu mengundang sebuah senyum dari Xiaojun. Luo Yunxi benar, ia seharusnya datang ke Tuhan saat susah seperti ini, agar ia tidak jatuh ke jalan yang salah lagi.
Kitab miliknya tertinggal di rumah, bersama Iblis jadi-jadian itu.

Xiaojun mulai membuka kitab pemberian Pendeta Luo, dan membaca isinya.
Melihat pemandangan itu, hati Luo Yunxi terasa sedikit tenang, orang saat kesulitan memang perlu datang ke Tuhan, bukan ke mahluk tak jelas lainnya.

Jika saja Xiao Zhan seperti Xiaojun, pikir Luo.

Sekitar 3 tahun, Luo Yunxi memutuskan pertemanannya dengan Xiao Zhan lalu pindah ke kota sebelah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Mendengar berita kembalinya Xiao Zhan ke kampung halamannya, Luo Yunxi langsung berangkat kembali kesana.

Kenapa? Ada apa dengan Xiao Zhan?

Luo Yunxi tahu tentang kegiatan tercela Xiao Zhan sejak dulu, tentang bagaimana dia menyembah Tuhan lain demi uang.
Karena itu, Luo Yunxi menjauhinya, memutuskan seluruh komunikasi dengan Xiao Zhan.

"Pendeta Luo."

"Ada apa, Xiaojun?" sahutnya seraya menyesap teh hangat.

"Darimana kau tahu tentang semua ini?"

"Aku? Aku sudah mengetahuinya sejak lama." tutur Pendeta Luo.

"Sejak lama?"

Pendeta Luo menggeser duduknya, semakin mendekat ke Xiaojun. Ia mengeluarkan selembar foto, dan menjulurkannya ke Xiaojun.
Foto itu adalah foto Xiao Zhan dan dirinya beberapa tahun yang lalu, ditemani Xiaojun.

"Kau ingat foto itu?"

"Tentu saja, ini fotoku saat berumur 5 tahun bersama kalian ketika berburu rusa." kata Xiaojun, mengingat ingatan lamanya yang sudah usang.

Clair De LuneWhere stories live. Discover now