Beautiful Liars

467 42 88
                                    

Aroma seduhan teh susu itu menyeruak di ruang makan, hangatnya pancake cokelat buatan Bibi Yan mengepul

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aroma seduhan teh susu itu menyeruak di ruang makan, hangatnya pancake cokelat buatan Bibi Yan mengepul.

Pagi ini ia bangun lebih awal, membersihkan rumah lalu menyiapkan sarapan dengan cepat.

Hari ini, Xiao Yan akan sibuk sepenuhnya. Ia dikerahkan pihak gereja untuk mengurus sebuah acara besar jadi ia harus berangkat pagi-pagi sekali kesana.
Karena itu, ia menyiapkan sarapan dan juga merapikan seisi rumah lebih awal.

"Nah, semuanya sudah siap."

Ia melepas apron dan menggantungnya.
Dilihatnya meja makan sudah siap, Xiao Yan melangkah keluar dari ruang makan.

Ia mengambil mantel hangatnya lalu beralih ke lantai dua untuk membangunkan Xiaojun dan Hendery untuk segera bersiap pergi ke sekolah.

Kakinya melangkah dengan cepat ditangga kayu itu, sekitar 6 langkah ia sampai didepan pintu kamar Xiaojun.

Knock. Knock. Knock.

Suatu hal terpikir di benak Xiao Yan.

Tadi malam, Hendery tidur dimana?

Ia pulang sangat larut kemarin malam dan tidak ada siapa-siapa di ruang tengah.
Di kamarnya juga kosong, padahal ia berniat untuk membawa Xiaojun tidur dengannya agar Hendery bisa tidur di kamar Xiaojun.

Awalnya semalam ia hendak membuka pintu kamar Xiaojun tapi karena takut jika ia terbangun jadi Xiao Yan mengurungkan niatnya.

Apa mereka tidur berdua?

"Masuk saja, Bibi."

Suara itu menghentak Xiao Yan kembali pada kenyataan.
Xiaojun ternyata sudah bangun sebelum ia sempat membangunkannya.

Diputarnya knop pintu itu dan dengan perlahan ia mengintip.
Laki-laki bersurai gelap tersebut duduk ditepi ranjang, masih mengenakan piyama.

Tunggu-

Kalau Xiaojun duduk ditepi ranjang, lalu siapa yang sedang berbaring di ranjang itu?!

"Ah-Jun? Itu siapa?" bisik Xiao Yan.

"Ini Hendery, Bibi."

Saat mendengar nama Hendery, ia langsung beranjak masuk dengan pelan, berusaha tidak membangunkan laki-laki bermanik kelam itu.

Hendery masih tidur dengan lelap, tubuhnya terbalut selimut tebal milik Xiaojun.
Wajahnya benar-benar sangat tenang dan terhanyut dalam tidurnya.

Jika seperti ini, Xiao Yan tidak akan tega membangunkannya.

"Ah-Jun, bisakah kau membangunkannya? Bibi tidak tega." pinta Xiao Yan.

"Aku bisa tapi sepertinya dia yang tidak bisa bangun."

"Maksudmu?" tanyanya dengan kening yang mengerut.

Xiaojun menggaruk tengkuknya dan sedikit menunduk, sekilas ia menatap Hendery yang masih tertidur lalu kembali menunduk.

Clair De LuneWhere stories live. Discover now