The Cold Snow

320 40 46
                                    

Aroma sup hangat itu tercium dari dapur, bercampur dengan khasnya teh susu yang disajikan saat keluarga Xiao sarapan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aroma sup hangat itu tercium dari dapur, bercampur dengan khasnya teh susu yang disajikan saat keluarga Xiao sarapan.

Burung-burung sudah bernyanyi, disekitar pohon membeku yang dipenuhi salju.
Bergantian membangunkan warga dengan nyanyian kecil yang merdu.

Xiaojun memijit pelipisnya sesaat, sembari mengaduk sup hangat itu, agar bumbunya tercampur.
Ia sudah memakai seragam sekolahnya dan siap untuk berangkat, tapi Bibi Yan belum sarapan.

Di rumah itu, yang bisa diharapkan hanya dia. Xiao Zhan entah pergi kemana dan mengurus apa, dia jarang di rumah.

Akhirnya Xiaojun memasang apron dan memasak sebisanya. Well, ini pertama kalinya, ia memasak sendiri ditambah lagi untuk Bibi bukan untuknya sendiri.
Pemuda itu tidak bisa menjamin rasa masakannya tapi ia berharap tidak buruk.

"Baiklah, pelan-pelan, Xiaojun. Pelan-pelan."

Ia memotong wortel itu dalam ukuran kecil dengan sangat pelan, Xiaojun takut jarinya teriris karena kelalaiannya.
Setelah berhasil memotongnya, ia memasukkan beberapa potongan wortel itu ke dalam panci berisi sup.

Matanya melirik kearah jam dinding sekilas, masih banyak waktu sebelum berangkat.
Untung saja ia bisa bangun pagi, tidak seperti biasa yang harus dibangunkan bibi.

Sekitar 10 menit kemudian, sup itu akhirnya matang. Lelaki beralis tebal tersebut mematikan apinya, lalu menuangkan sedikit kuah ke dalam mangkuk.
Ia juga menyiapkan onion bread yang disajikan bersama sup dan teh susunya.

Nampan berisi sarapan buatannya itu perlahan-lahan ia bawa, seraya menaiki tangga dengan langkah panjang.
Sesampainya di lantai dua, ia melesat ke depan kamar Xiao Yan lalu berusaha masuk tanpa suara.

Ia memutar knop pintu tersebut, lalu mengintip dari celahnya.
Xiao Yan masih tertidur di ranjangnya, dengan sangat tenang.

Xiaojun masuk membawa nampan berisi makanan, dan ia langsung meletakkannya di meja yang ada didekat Xiao Yan.
Wanita itu masih nyenyak dalam lelapnya, begitu damai tanpa mengingat rasa sakit yang akan tiba saat ia bangun.

Lelaki beralis tebal tersebut mendekat, lalu mengecup sekilas dahi bibinya.

"Aku berangkat, Bibi."

Kakinya melangkah keluar dari kamar, dan melesat ke lantai satu. Ia melihat Xiao Zhan di dapur, entah melakukan apa, Xiaojun tidak ingin ambil pusing dengannya.
Tujuannya hari ini hanyalah sekolah dengan tenang, kembali ke rumah untuk merawat Bibi Yan lalu tidur. Ia tidak ingin banyak hal memusingkan lainnya, menimpanya.

Perjalanannya menuju sekolah tidak begitu lama karena jarak yang dekat, 15 menit setidaknya sudah sampai.
Siswa-siswi lain sudah berjalan memenuhi gerbang dengan penuh keributan.

Dan hanya Xiaojun yang berjalan sendiri.

Sejak kecil, Xiaojun memang tidak pandai bergaul. Ia sangat dingin walaupun sebenarnya itu karena dia malu terhadap orang lain, pada akhirnya dia tidak ingin memiliki teman.

Clair De LuneWhere stories live. Discover now