(28) Seperti Sasuke

1.4K 105 51
                                    

Selamat Membaca 🔩🥗
-
-
-
Sarada pergi ke rumah sakit pagi-pagi sekali dengan membawa bekal yang dibungkus dengan kain berlambang Uchiha. Gadis itu sedari kemaren tidak berhenti memikirkan bagaimana keadaan sahabatnya itu. Ralat, orang yang ia cintai. Sakura kebetulan sedang berada di ruangan Boruto.

Tok

Tok

Tok

Sarada mengetuk pintu ruangan Boruto perlahan.

"Masuk." ucap Sakura tangannya kembali memasukkan kantong infus pada tiang infus di samping kiri ranjang Boruto.

"Boruto belum sadar mama?" tanya Sarada duduk di sisi kanan ranjang Boruto terdapat sebuah kursi di sana.

"Begitulah Sarada, tapi seharusnya sebentar lagi Boruto bangun." Sakura menjelaskan matanya menatap ke arah putri semata wayangnya yang duduk di depannya. Dilihatnya tatapan putrinya itu benar-benar khawatir.

"Bangun baka..." ucap Sarada pelan. Tangannya menyentuh tangan kanan Boruto yang berada di sisi kanan tubuh pemuda itu. Perlahan tangan Sarada menggenggam lembut tangan Boruto berharap lelaki di depannya ini terbangun.

"Bagaimana rasanya Sarada?" tanya Sakura.

Sarada mengeryit bingung atas ucapan Mamanya.

"Rasanya berbeda bukan? Saat melihat Kawaki sakit? dan Boruto sakit?" tanya Sakura lagi.

Sarada mengangguk. Pikirannya melayang saat dia merasakan khawatir pada Kawaki dan pada Boruto sekarang ini. Bahkan, Ia tidak bisa berhenti memikirkan apa yang terjadi pada Boruto.

Mata itu benar-benar membuat Boruto kesakitan. batin Sarada mengingat-ingat.

"Mama, aku mau lebih serius belajar ninjutsu medis sampai bisa mendapat tanda seperti di dahi Mama." ucap Sarada menunjuk dahinya sendiri.

"Apa mama mau mengajariku?" tanya Sarada dengan nada memohon dan tatapan puppy eyes.

"Ehh, sejak kapan kau mau serius belajar ninjutsu medis?" tanya Sakura menatap Sarada-putrinya. Setelah itu, pandangannya kembali tertuju pada buku catatan di tangannya.

"Sejak Boruto sakit" ucap Sarada polos.

"Ehh" Sakura mangut-mangut tanda mengerti. Sekarang Sakura tahu Sarada tidak ingin dia diam saja saat Boruto kesakitan.

"Baiklah, Mama akan mengajarimu. Dengan catatan tidak ada main-main." ujar Sakura semangat.

"Siap Mama." Sarada memberikan tanda hormat pada Mamanya.

"Mama akan memeriksa pasien yang lain dulu ya Sarada. Kau jaga Boruto sebentar." kata Sakura setelah mencatat perkembangan kesehatan Boruto hari ini.

Sarada mengangguk.

"Baik Mama"

Sakura keluar dari ruangan Boruto.

------------

"Hima, Kawaki ayo kita ke rumah sakit" ajak Hinata yang sedang duduk di ruang TV.

"Mama duluan saja. Aku dan Kawaki-nii sedang membuatkan kue untuk Onii-chan" ucap Himawari dari dapur.

"Baiklah , buatkan yang enak untuk Onii-chanmu yaa." kata Hinata berjalan keluar rumah dan menutup pintu.

"Siap Mama." teriak Himawari.

----------

Perlahan Boruto membuka iris Saphire biru muda itu yang sedari kemarin terpejam. Matanya mengerjap berusaha menyesuaikan cahaya matahari yang perlahan masuk melewati jendela kamar rawat di rumah sakit Konoha.

Lightning Moon ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang