BAB 13 🐾 Meaning of Happiness 🐾

3.1K 369 44
                                    

Part 13 | Meaning of Happiness

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 13 | Meaning of Happiness

Definisi kebahagiaan setiap orang berbeda, terkadang hal sepele bagi orang lain bisa jadi merupakan kebahagiaan untuknya. Tidak heran bahagia itu sedikit sulit dijelaskan, tetapi begitu mudah dirasakan.

🐾🐾🐾



Definisi bahagia adalah keadaan atau suasana hati yang tenteram dan damai. Selain itu, bahagia pula merupakan perasaan yang tidak dapat diungkapkan secara gamblang oleh kata-kata.

Setidaknya itulah yang dirasakan oleh pemuda kelahiran Jilin yang kini merebahkan tubuhnya di atas matras. Tangannya memegang ponsel yang ditaruh di atas dadanya. Bibirnya mengulas senyuman yang menimbulkan kerutan di kening anggota lain. Mungkin di kepala mereka ada pertanyaan apa yang terjadi dengan anggota tertua setelah Mark itu.

Apa lagi, senyumannya itu tak pernah luntur sama sekali setelah menyelesaikan tur konser mereka di beberapa negara. Pemuda itu tampak senang.

Haechan yang berada tidak jauh darinya bertanya. "Kenapa kau sedang senang sambil melihat ponsel terus. Apa ada sesuatu hingga membuatmu begitu senang?"

Mata Renjun terbuka, memperlihatkan manik mata sekelam galaksi. Kepalanya ditolehkan ke arah Haechan.

"Mn? Tentu saja aku senang sekali. Kita sudah mengadakan konser luar biasa di berbagai negara. Bertemu dengan Sijeuni dan berinteraksi dengan mereka. Aku senang sekali," jelasnya.

"Ah, kau benar. Entah kenapa rasanya masih seperti mimpi. Walaupun aku sudah pernah konser dengan 127, tetap saja rasanya berbeda," sahut Haechan setuju. Tur konser antara unit 127 dan Dreamies memberikan kesan yang berbeda baginya. Ketika bersama para kakaknya, Haechan merasa sebagai termuda di sana. Sedangkan dengan Dreamies, seperti bersama dengan teman seumuran.

"Rasanya berbeda sekali. Apalagi ketika kau memukul Renjun hingga terdengar ke seluruh venue," celetuk Jeno yang datang menghampiri kedua temannya.

Haechan merengut. "Itu tidak disengaja. Aku tidak tahu kalau akan sampai begitu."

"Sudahlah, lagi pula itu karena kau memukul tepat di bagian yang ada mikrofonnya. Sehingga seperti kau memukul kencang," ujar Renjun menenangkan Haechan.

"Tapi tetap saja--" perkataannya terpotong oleh seruan seseorang.

"Hei!"

Mereka bertiga menoleh bersamaan ketika mendengar teriakan Jaemin yang masuk ke ruang latihan. Di belakangnya ada dua anggota termuda mengikuti.

Renjun bangun, lalu duduk dengan menyilakan kakinya. Kepalanya dimiringkan ke kanan, heran dengan apa yang dibawa oleh pemuda bermarga Na itu. "Kau membawa apa, Na?"

Jaemin mendudukkan dirinya di sebelah Jeno, lalu menatap Renjun. "Ini?" Ia mengangkat bingkisan yang dibawanya dan dibalas anggukan oleh Renjun. "Entah. Aku juga dikasih sama salah satu staf. Katanya itu kiriman seseorang untukmu," katanya sambil menyerahkan bingkisan tersebut pada Renjun.

I'm (not) Fine ✔️Where stories live. Discover now