BAB 24 🐾 I Think, I'm Fine 🐾

2.2K 245 16
                                    

Part 24 | I Think, I'm Fine

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 24 | I Think, I'm Fine

"Aku sejujurnya tidak ingat apa saja yang ku alami ketika koma. Yang jelas, hanya suara itu yang terus memanggilku."

🐾🐾🐾

Siang itu, banyak sekali yang datang membesuk ke rumah sakit di mana Renjun dirawat. Mereka adalah orang-orang yang kenal dekat dengan Renjun seperti para DJ radio Akdong Seoul, stasiun radio yang menjadi tempat siaran Renjun. Beberapa dari mereka membawa bingkisan seperti parsel buah atau makanan ringan. Ada juga yang membawa bunga sebagai ungkapan turut berbahagia karena telah siuman dari komanya. Mereka tak bisa menyembunyikan rasa haru atas berita tersebut.

Bagaimanapun, hampir dua bulan pemuda Huang itu memejamkan matanya. Banyak tangisan yang ditujukan padanya ketika kecelakaan itu bisa saja merenggut nyawanya. Beruntung, Tuhan masih memberinya kesempatan untuk kembali tertawa bersama yang lainnya seperti sekarang.

Di sana, beberapa anggota bergantian menjenguk Renjun. Mereka diberikan waktu yang cukup singkat karena banyaknya jumlah member. Belum lagi dengan yang lainnya. Termasuk Shuhua, gadis yang paling merasa bersalah pada Renjun.

Gadis itu hanya memerhatikan Renjun yang tengah bersenda gurau dengan Dreamies dan Yangyang. Ada rasa gugup dan takut dalam hatinya. Ia tidak berani untuk menunjukkan diri. Meski ingin, rasanya seperti tidak memiliki hak untuk itu. Hingga sebuah tepukan ringan diterimanya dari sisi kanan.

Shuhua menoleh dan mendapati seorang wanita yang tengaj tersenyum ramah.

Beliau ibunya Renjun, Mama Huang.

"Kenapa kau hanya berdiam di sini? Sana, temui Renjun," ucapnya lembut.

Shuhua tersentak, kemudian menggeleng. "Nanti saja. Agaknya terlalu canggung kalau sekarang," balasnya gugup.

"Kenapa? Apa kau memiliki masalah dengan putra saya? Kalau iya, selesaikanlah. Kalian sudah dewasa, emosi dan pemikiran kalian pastinya sudah lebih terkontrol." Mama Huang tersenyum. Tangannya menepuk beberapa kali bahu Shuhua, menenangkan. "Saya tahu, kau gadis yang baik."

Setelah mengatakan itu, Mama Huang beranjak menuju kamar rawat Renjun. Beliau menghampiri sang putra dengan senyum keibuan yang begitu hangat. Kedua tangannya direntangkan untuk memberikan pelukan pada Renjun.

Tentu saja remaja Huang itu menerimanya dengan senang hati.

Begitu manis.

Mengingat jarak yang memisahkan keduanya, pertemuan kali ini antara sedih dan juga kebahagiaan.

Suasana yang mengharukan.

Begitulah yang mereka lihat ketika seorang anak dan ibunya saling berbagi pelukan yang sarat akan kerinduan. Bisa dibayangkan bagaimana takutnya perasaan saat tahu anak semata wayangnya nyaris berada di ujung maut. Kecelakaan yang bisa saja merenggut nyawanya. Tentu hal tersebut menjadi alasan kuat untuk menahan semua rasa perih di hati.

I'm (not) Fine ✔️Where stories live. Discover now