BAB 21 🐾 Forgive Me 🐾

2.7K 249 51
                                    

Part 21 | Forgive Me

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part 21 | Forgive Me

Tolong maafkan aku,

Andai saja hari itu aku memperjuangkannya, mungkin kau tidak akan menderita,

Namun, aku tidak berharap jika kita kembali seperti sedia kala

Bagaimana pun juga ini memang pantas untukku.

🐾🐾🐾


Para Dreamies terlihat duduk di kursi panjang di depan kamar rawat Renjun seraya menunggu Dokter Kim selesai memeriksa bagaimana perkembangan Renjun. Raut wajah mereka benar-benar penuh harap mendapat laporan yang baik.

Jisung yang duduk menyandar pada Jaemin bergumam lirih. "Hyung, Renjun hyung akan segera sadar, kan?"

Jaemin mengelus kepala anggota termuda itu dengan lembut. "Tentu saja, Renjun akan segera sadar. Tidak mungkin dia akan membiarkan kita menunggunya terus, sedangkan dia masih terlelap begitu."

"Kenapa Renjun hyung harus merasakan ini semua? Apa Tuhan membencinya sampai memberi cobaan berat padanya?"

Rentetan pertanyaan itu terlontar dari bibir tebal Jisung dengan suara yang bergetar, merutuki dirinya sendiri yang tidak pernah menyadari kalau dibalik keceriaan dan senyuman Renjun itu ternyata sedang berjuang untuk hidup. Melawan penyakit yang bahkan sampai sekarang belum ditemukan obatnya.

Jaemin yang mendengar pertanyaan itu termenung. Pertanyaan yang sama pun hinggap di kepalanya. Kenapa harus Renjun yang mengalami semuanya?

"Karena Tuhan tahu kalau Renjun dapat melewatinya. Cobaan yang terus diberikan kepada Renjun menandakan kalau Tuhan menyayanginya. Dia ingin melihat seberapa semangat Renjun menghadapinya," ucap Mark lembut.

Pemuda beralis camar itu menghampiri Jisung dan mengelus rambutnya. "Jadi, percayalah kalau Renjun akan baik-baik saja. Walaupun aku sama takutnya, tapi aku yakin dia akan bisa melewatinya," sambungnya.

Jisung yang masih menyandar pada bahu Jaemin menganggukkan kepalanya, tetapi ...

KRIET ...

Pintu ruangan Renjun terbuka.

Haechan langsung menodong dokter yang memeriksa Renjun dengan pertanyaan. "Dokter Kim, bagaimana kondisi Renjun? Apa ada kemungkinan dia akan segera sadar?"

Dokter Kim menepuk bahu Haechan kemudian mengusapnya pelan. "Saya tidak dapat memberi harapan lebih pada kalian. Tapi, bersabarlah. Dia hanya memerlukan dorongan semangat dan doa dari kalian semua," jelasnya.

I'm (not) Fine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang