BAB 23 🐾 That's Okay 🐾

2.9K 306 38
                                    

Part 23 | That's Okay

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 23 | That's Okay

Sudah lama berlalu
Indraku yang mati rasa dalam perasaan
Sejak kapankah aku terbiasa dengannya
Cara untuk menyembunyikan perasaanku

Di manakah aku berada
Aku hanya menatap ke depan dan terus berlari
Mengapa aku begitu takut untuk berbalik
Semua kisah yang ku simpan

Seiring berjalannya waktu, di dalam hatiku
Saat-saat aku bahagia dulu
Bahkan hari yang penuh air mata sebanyak hatiku yang mati rasa
Setiap hari matahari terbit dan terbenam dengan cara yang sama
Seperti bulan itu yang terbenam dengan sendirinya

-That's Okay - EXO D.O -

🐾🐾🐾

Setelah mendapat kabar dari Kun di telepon tadi, kini para member sudah berada di rumah sakit. Mereka dengan tergesa-gesa menuju ruangan di mana Renjun dirawat. Taeyong yang berada paling depan dapat melihat ada beberapa orang di sana. Termasuk dengan Kun yang menghubungi mereka. Selain itu, Yuqi serta Shuhua dalam pelukannya.

"Bagaimana keadaan Renjun?" tanya Taeyong begitu tiba di depan Kun.

Pemimpin WayV itu menggeleng, "Kami belum mendapat kabar pasti. Dokter masih berada di dalam untuk memeriksa kondisinya," jelasnya.

Helaan napas tak beraturan terdengar. Taeyong berjalan menuju salah satu kursi tunggu, di sebelah wanita paruh baya yang ia yakini adalah mama Huang. Pikirannya berkelana tentang kondisi membernya itu. Menimbulkan sedikit pening di kepalanya. Meskipun begitu, ada rasa lega dalam hatinya ketika tahu kalau Renjun telah siuman dari komanya.

PUK!

Tepukan ringan menyapa bahunya. Taeyong menengok, ia menemukan senyuman lembut yang terukir di bibir mama Huang. Walaupun ada sorot sendu di mata beliau yang tengah menatapnya.

"Taeyong, kau istirahatlah. Tidak baik kalau selalu memikirkan hal yang belum tentu kejadian. Kasian dengan kondisi tubuhmu. Lagi pula, Renjun telah sadar," ujar mama Huang dalam bahasa korea dengan lembut.

Ah, tentu saja. Keluarga Renjun berasal dari Jilin, yang mana letaknya berada diperbatasan antara Cina dan Korea Utara. Sehingga tidak heran kalau bahasa korea mereka begitu fasih layaknya seorang native. Itu juga yang membuat Renjun dapat beradaptasi dengan mudah ketika tiba di Korea.

"Baiklah," ujarnya pelan.

"Kau tahu, ketika pertama kali mendengar kalau Renjun kecelakaan, semua pikiran Mama mendadak kosong. Merasa tak percaya kalau kejadian buruk seperti itu menimpa putra sematawayang Mama. Saat itu, yang mama pikirkan hanya satu. Pergi ke Korea untuk melihat Renjun. Harusnya, keberangkatan kami itu sehari setelah berita Renjun terdengar. Namun, karena jadwal pesawat yang kami tumpangi delay, terpaksa harus menundanya," tutur Mama Huang.

I'm (not) Fine ✔️Where stories live. Discover now