BAB 06 🐾 Night Tales with Haechan🐾

4K 479 28
                                    

Part 06 | Night Tale with Haechan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Part 06 | Night Tale with Haechan

Meskipun sering diidentikkan sebagai simbol kelicikan, tetapi nyatanya rubah tidak seperti itu. Kau mampu mengubah stigma tersebut dengan menjadi sosok penuh kecerdikan dan elegan, seperti halnya rubah.

🐾🐾🐾


Usai makan malam, para Dreamies memutuskan untuk menonton televisi bersama. Meski sedang dalam persiapan untuk konser, setidaknya mereka mencari waktu untuk bersantai sejenak. Salah satunya menonton film bersama.

Awalnya mereka akan menonton film horor. Namun, usulan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Renjun yang langsung meringkuk di sofa sambil memeluk bantal. Dia memang termasuk orang yang penakut. Padahal, dia pernah bilang kalau tidak takut dengan hantu. Tetapi, setelah menontonnya berakhir tidak dapat tidur sendirian.

Untuk itu, mereka pada akhirnya memilih menonton film bertema keluarga.

Jaemin tengah mengotak-atik laptop yang disambungkan dengan televisi. Tangannya bergerak mencari film yang akan ditonton hingga pilihannya tertuju pada salah satu film lama. Jaemin menoleh, menatap mereka meminta saran. "Bagaimana kalau kita menonton film Miracle of Cell no. 7?"

Haechan membulatkan matanya. "Kau ingin membuat kami menangis malam-malam?"

Jaemin mengangkat bahunya tak acuh. "Mau bagaimana lagi? Renjun tidak bisa menonton horor sebab tidak akan bisa tidur. Jadi, lebih baik film keluarga," jelasnya sambil menunjuk Renjun yang menatap kesal padanya.

"Aku tidak penakut ya," katanya sebal.

"Tidak penakut, tetapi setelah menontonnya tidak bisa tidur sendirian," ledek Jaemin.

Renjun tidak membalas karena itu memang faktanya. Dia hanya duduk di sofa dengan bibir cemberut, Chenle yang ada di sebelahnya mencubit pipi anggota tertua tersebut.

"Kenapa kau malah jadi menggemaskan sih?" tanya Chenle gemas.

Renjun menyingkirkan tangan Chenle yang mencubitnya. "Jangan dicubit," geramnya.

"Hehehe." Chenle terkekeh kecil melihat reaksinya.

"Sudah-sudah. Filmnya mau dimulai," lerai Jeno yang duduk melantai bersama Haechan dan Jisung.

Haechan menoleh ke belakang. "Renjun-a, kalau kau menangis nanti, jangan sampai ingusmu mengenai kepalaku. Aku baru keramas sebelum ke sini. Jadi, hati-hati," peringatnya.

I'm (not) Fine ✔️Where stories live. Discover now