Ch 9 - Opus Struit

1.8K 409 127
                                    

Skytechn Corp.

Ruangan Kerja Elina, CEO's Room

Seperti biasa, Elina sibuk mengerjakan pekerjaannya yang menumpuk akibat seminggu lebih satu hari tidak masuk kerja. Walau dia adalah pemilik perusahaan yang bebas cuti kapan saja atau tidak perlu masuk kerja, tetap saja sebagai pribadi pekerja keras dan bertanggung-jawab membuat Elina tidak bisa sepenuhnya lepas tangan dari perusahaannya.

"Hwijang-nim. Ini proposal pengajuan program terbaru dari tim 2 departemen jaringan," lapor Ryujin sembari menyodorkan berkas tersebut kepada Elina.

Elina melihat berkas itu lalu menghela nafas dan menerimanya. "Ini gila. Apa yang si berengsek itu kerjakan? Kenapa dokumennya bisa menumpuk begini?" gerutu Elina kesal.

Park Hyunjin! Nama itu seharian berputar di kepalanya. Sebagai seorang 'Direktur Utama' harusnya dia mengerjakan atau mengambil alih pekerjaannya bila Elina tidak masuk atau berhalangan.

"Ah sialan. Di mana dia sekarang?" tanya Elina seraya berdiri dari kursinya dan menggerakkan kepala ke kanan dan ke kiri.

"Di-dia... pak direktur lagi... itu loh," jawab Ryujin dengan ragu. Elina memicingkan matanya curiga.

Firasatnya mengatakan lelaki itu sedang melakukan kebiasaannya. "Jangan bilang dia tidur lagi di dalam kantornya?" tebak Elina dan dibalas anggukan dari Ryujin.

Elina membuang nafasnya dengan kasar, "Inilah kenapa aku melarang untuk membangun kamar tersembunyi!"

Pasalnya, Hyunjin mempunyai bilik kamar dalam ruang kerja pribadinya. Alasannya simpel sekali, kalau dia lembur sampai pagi dan kelelahan sehabis bekerja penuh merancang konsep, dia bisa langsung beristirahat di dalam kantornya tanpa perlu pulang ke rumah serta tidak akan terlambat bekerja. Tapi bagi Elina, ini namanya pemborosan. Pemborosan tempat dan listrik.

"Eum.. Hwijang-nim. Anda mau pergi sekarang dan memarahinya?" celetuk Ryujin sembari memainkan kedua jarinya.

Elina memandang Ryujin dengan muka datar, "Aku akan pergi memakannya sekarang juga kalau bisa," balas Elina seraya meniup anak rambutnya ke atas. Lalu dia duduk kembali memilah dokumen penting yang harus diselesaikan.

"Sampaikan padanya, kalau dalam waktu 3 jam dari sekarang dia tidak menghadapku, aku yang akan ke sana dan menyiram air es di kasur empuknya itu."

"Baik, Hwijang-nim. Akan saya sampaikan. Saya permisi dulu," pamit Ryujin cepat. Dia rada takut kalau Elina sudah berada dalam mood yang buruk, maka bisa dipastikan kemarahannya akan bertahan seharian penuh dan tidak bisa dibujuk.

❇️❇️❇️

Elina melirik jam tangannya, tersisa waktu 2 menit sebelum dia pergi menuju ruangan bertuliskan 'Direktur Utama' sambil membawa air es seember untuk menyiramnya pada manusia kebo itu.

Jam menunjukkan pukul 03:58:10 PM, Elina menunggu sembari mengetuk pelan mejanya dengan satu jari. Menatap pintu ruangannya yang akan terbuka sebentar lagi atau mungkin saja tidak akan terbuka.

"Telat sedetik saja, akan kuhajar dia sampai babak belur," gumam Elina dengan api menyala-nyala di matanya.

Ting~ Dan benar saja waktu menunjukkan pukul 03:59:45, pintu ruang kerja Elina terbuka menampilkan wajah tersangka yang dia cari 3 jam yang lalu. Pria itu segera merapikan dasi dan jasnya, rambutnya berantakan hampir seperti rambut singa, sepertinya tidak sempat disisir.

Elina menatapnya dingin sembari melipat tangan di dada. "Selamat! Tersisa 15 detik sebelum pas 3 jam yang kuberikan. Sepertinya aku tidak jadi menghajar wajah tampanmu itu," tutur Elina datar.

Penjahat Keluar Dari Game (On Hold)Where stories live. Discover now