Ch 17 - Circumeuntibus

1K 244 224
                                    

"Kakak mau kemana pagi-pagi begini?" tanya Mino yang berbaring di sofa sambil membaca buku.

"Mau pergi berkencan. Sudah tahu mau pergi bekerja, masih saja tanya," ketus Elina dengan suara serak dan berjalan menuju meja makan. Semalam dia mengoceh tiada henti kepada Mino terkait insiden siang kemarin.

Selama 6 jam Mino duduk bersimpuh di lantai sembari mendengar omelan berbumbu pedas yang dikeluarkan oleh sang Kakak. Akibatnya, tenggorokan Elina menjadi kering dan suaranya menjadi parau. Namun, jika sekarang ada yang mengajaknya berdebat tentu dengan bersemangat akan langsung dia respons.

Nah, hal yang paling baru adalah sekarang Icarus menjadi koki dadakan di rumahnya, setiap pagi pria itu akan bangun lebih awal dan menyiapkan sarapan untuk ketiga manusia sibuk itu. Ini sebagai tanda dia membalas budi selama tinggal di sini.

Icarus mengoles selai cokelat ke roti bakar lalu menaruhnya di piring Mino. "Mino, rotimu sudah siap," serunya dengan sedikit berteriak.

 "Mino, rotimu sudah siap," serunya dengan sedikit berteriak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Oh! Aku segera ke sana, Hyung," balas Mino.

Elina menaikkan satu alisnya, mulutnya mengunyah roti bakar buatan Icarus, tapi tatapannya tertuju pada pria pirang di depannya yang sudah duduk rapi memakan sarapannya.

Merasa diperhatikan membuat Icarus membalas pandangan Elina seraya bertanya, "Kenapa?"

Elina mendesis kecil lalu menopang dagunya dengan satu tangan yang bebas. "Entah kenapa kau terlihat seperti seorang ayah yang menyiapkan sarapan kepada keluarganya."

"Uhukk.. Uhuk..." Icarus tersedak dan buru-buru meneguk susu cokelatnya.

"Hati-hati dong. Sendiri juga tersedak mau bilang orang kemarin," sindir Elina seraya memberikan beberapa lembar tisu kepada Icarus.

"Itu berarti kau mengatakan aku tua dong? Hei aku ini masih lajang dan berumur dua puluh... dua puluh berapa ya?" ucap Icarus sembari mengingat usianya.

"25?" tebak Elina sesuai yang ada di dalam game.

Icarus menggeleng. "Tidak, kurasa umurku bukan 25 tahun," kata Icarus tidak yakin.

Dia merasa usianya di atas 25 tahun. Apalagi mengingat kata Helena yang secara tidak langsung menyatakan bahwa pria itu telah mati beberapa kali.

"Lalu? 26 tahun? 27 tahun? 28 tahun? Atau seumuran denganku?"

"Entahlah. Anggap saja usiaku tidak berbeda jauh denganmu," pungkas Icarus kembali melahap rotinya.

Mino melangkah menuju dapur dan duduk di sebelah Elina. "Kakak tidak takut terlambat? Sarapannya lama amat," celetuk Mino kemudian meminum susu cokelatnya dulu.

"Tidak. Ada Hyunjin dan Suho yang selalu datang lebih awal daripada aku. Ah bahkan si berengsek itu, Hyunjin, bisa kupastikan tidur di kantor lagi," jawab Elina mendengus kesal.

Penjahat Keluar Dari Game (On Hold)Where stories live. Discover now