Ch 15 - Mino Pugna?

1K 267 282
                                    

Osky Internasional High School

Suara ramai para murid bersantai sembari menikmati makan siangnya menyelimuti kantin sekolah. Menu makan siang hari ini terlihat enak. Mino membawa nampan yang berisikan nasi putih yang disirami kare, semangkuk sup kimchi jiggae, dan sedikit beberapa lauk tambahan.

 Mino membawa nampan yang berisikan nasi putih yang disirami kare, semangkuk sup kimchi jiggae, dan sedikit beberapa lauk tambahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lalu dia memilih duduk di dekat jendela bersama teman dekatnya. Dia mengambil sendoknya dan mencicipi lauk makan siang tersebut. Layaknya seorang koki profesional, Mino mengecap mulutnya dan mengernyit.

"Rasanya hambar atau lidahku yang bermasalah?" ucap Mino kepada teman yang duduk di seberangnya.

Temannya tersebut ikut menyendok sesuap kare tersebut. "Tidak. Ini rasanya pas sekali, Mino," sahutnya.

Mino memandang temannya yang berkacamata kotak tampak culun itu dengan alis mengerut. "Hm, aku merasa kare buatan kakakku lebih enak. Sepertinya MSG yang dimasukkan kakakku sangat kuat," kata Mino yang mau tak mau menghabiskan makan siangnya itu.

"Itu termasuk pujian atau ejekan kepada kakakmu?" tanya Jun, temannya yang berkacamata itu.

"Pujianlah. Kalau aku mengejeknya, bisa dipastikan aku tidak akan mendapatkan makanan dan uang jajan tambahan. Tapi kuakui keahlian memasak kakakku sama seperti ibuku, tidak menakar jumlah bumbu dan asal memasukkannya. Namun, tetap enak."

Jun tersenyum kecut, dia iri dengan Mino yang mempunyai kakak tiri beda ayah itu akur. "Aku iri padamu. Kakak kandungku saja tidak akur denganku," ujarnya dengan kepala tertunduk.

"Jun, kurasa kau harus bisa mendekatkan diri dengan kakakmu itu. Apalagi usia kalian hanya terpaut 3 tahun, berbeda denganku yang terpaut 11 tahun dengan sang Kakak Tertua," usul Mino seraya tersenyum hangat.

Jun ikut tersenyum dan mengangguk. "Iya, kau benar."

❇️❇️❇️

Bugh! Bagh! Bugh!

"Aku bilang serahkan uang itu atau kau akan babak belur!" teriak seorang siswa seraya menendang perut siswa lain yang tersungkur di lantai dengan kedua tangan melindungi wajahnya.

"Ta-tapi i-ini uang jajanku untuk seminggu ini," bela sang Korban dengan suara parau.

"Apa? Masih mau melawan ya? Rasakan ini!"

Beberapa siswa tersebut menendang sekujur tubuhnya. Kacamata kotak yang selalu menghiasi wajahnya sudah terlempar jauh dan mengalami patah di gagangnya, ah bahkan kacanya pun retak.

Sedangkan ada 3 orang siswi yang duduk di atas meja kayu tak terpakai dengan santai memandang kejadian itu sembari memasang ekspresi sinis. Saat ini mereka berada di atas atap sekolah. Tempat yang selalu digunakan oleh para murid ketika jenuh, bolos dari kelas, dan mencari udara segar.

 Tempat yang selalu digunakan oleh para murid ketika jenuh, bolos dari kelas, dan mencari udara segar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Penjahat Keluar Dari Game (On Hold)Where stories live. Discover now