Ch 18 - Quis Hoc Fecit?

1.1K 254 226
                                    

Music Stage Inkigayo

Sesuai janjinya, Elina datang ke salah satu stasiun televisi terbesar di Korea Selatan. Mari kita sebut saja dengan SBS. Stasiun televisi nasional yang sangat terkenal di negeri ginseng tersebut.

Elina mendapatkan akses langsung ke ruang tunggu berkat kenalannya dengan beberapa staf stasiun televisi itu. Gadis ini pintar sekali memanfaatkan koneksinya.

Dia berjalan-jalan menuju ruang tunggu khusus para idol yang sudah ditempeli nama di depan pintu. Jari mungilnya menunjuk setiap pintu yang dia lewati seraya bergumam nama label pintu tersebut.

Sampailah dia di satu pintu yang bertanda 'Waiting Room, HIT7'.

"Aha! Ini dia ruangan Hit7," serunya girang. Dengan sopan dia mengetuk pintu tersebut sebanyak tiga kali.

Pintu terbuka menampilkan wajah Jaehwa. "Oh? Kak Elina, kau benaran datang. Kukira Jiyoung berbicara omong kosong," sapa Jaehwa mempersilakan Elina masuk.

"Elina-ssi, apa kabar? Sudah lama tidak berjumpa," sahut Jaksen berdiri menyapa Elina.

"Kabarku baik. Ah, aku membawa minuman untuk kalian. Silakan diambil."

Jaehwa langsung mengambil alih minuman tersebut dan meletakkannya di atas meja. Elina mengedarkan pandangan ke sekitar, namun dia tidak menemukan Jiyoung di sana. Hanya ada 2 anggota lain selain Jaehwa dan Jaksen sedang bermain handphone mereka.

"Kalau mencari Jiyoung, dia ada di ruangan make-up artist dan mungkin sebentar lagi akan kembali ke sini," ujar Jaksen yang sudah menyesap ice americano yang dibawa Elina.

"Oh, baiklah." Elina menempelkan pantatnya ke sofa empuk di sana. Begitu juga duo J itu yang ikut duduk di seberang Elina.

Sembari menunggu, mereka bertiga berbincang-bincang. Satu per satu member Hit7 masuk sehabis bersiap dan terkejut mendapati Elina di dalam ruangan tersebut.

Terakhir giliran Jiyoung kembali ke ruangan tersebut. Begitu membuka pintu, dia mematung melihat kekasihnya sungguh menepati janjinya. Sebenarnya pada saat dia mengatakan bahwa Elina harus datang ke acara comeback itu hanya sebuah gertakan kecil yang mungkin gadis itu tidak akan menepatinya.

Sudah biasa Elina tidak menepati janjinya karena sibuk dengan pekerjaannya yang padat melebihi jadwal Jiyoung. Merasakan ada yang menatapnya membuat Elina memandang ke arah pintu.

Seketika dia memasang sebuah senyuman manis pada Jiyoung yang masih berdiri di depan pintu. "Jiyoung, kau tidak mau masuk?" tanya Elina yang membuyarkan lamunan pria itu.

"Oh? Oh, aku masuk," ucap pria itu sedikit salah tingkah.

"Kemarilah dan duduk di sini. Ah, ada vanila latte di atas meja, sudah kupisahkan dengan yang lain," tutur Elina sembari menepuk tempat duduk sebelahnya dan menunjuk arah meja tempat Jaehwa menaruh minuman tadi.

Jiyoung memilih duduk terlebih dahulu daripada mengambil minumannya. Sontak Jaehwa dan Jaksen berdehem pelan seperti menggoda. Sementara anggota yang lain pura-pura tidak mengetahui keberadaan sepasang kekasih itu.

"Loh? Kenapa tidak mau minum dulu?" tanya Elina heran.

Jiyoung mengamati setiap inci muka Elina dengan serius. Tentu saja gadis itu langsung tersipu malu karena diperhatikan begitu lekat oleh lawan jenisnya.

Tangan Elina tergerak menuju pipinya sendiri. "Apa ada sesuatu di wajahku?"

"Tidak," jawab Jiyoung seraya menyingkirkan tangan gadis itu dari wajahnya dan menggenggamnya.

Penjahat Keluar Dari Game (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang