Ch 5 - Explicandum

2.3K 559 68
                                    

Elina POV

Sudah seminggu Icarus tinggal bersama kami. Rumahku bertambah 1 manusia lagi yang membuatnya tambah sumpek. Memangnya rumahku ini tempat penampungan manusia-manusia huh?

Yang lebih mengejutkannya lagi kedua adikku bisa langsung akrab dengannya. Woah! Aku benar-benar tidak bisa mempercayai mereka. Padahal 6 hari lalu Mina dan Mino sangat waspada padanya dan menginterogasinya dengan cukup ketat. Tatapan sinis nan tajam mereka tunjukkan pada Icarus.

Tetapi hanya dengan beberapa kalimat saja yang dikeluarkan Icarus bisa meluluhkan hati batu dua adik nakalku. Aku sampai melongo tak percaya. Ternyata Icarus bisa menjadi menjinakkan dua bocah gila itu.

Kira-kira kejadiannya seperti ini.

Flashback On

6 Hari Yang Lalu~

Setelah pulang sekolah, Mina dan Mino bergegas menghampiri aku dan Icarus yang sedang berada di ruang tamu dengan muka serius dan penasaran.

Aku berada di rumah seharian hanya demi mengajari Icarus bahasa, huruf, dan benda-benda modern lainnya. Melelahkan menjadi guru dadakan.

Yang membanggakan dari Icarus ini adalah kemampuan berpikir dan otaknya yang cepat tanggap itu loh. Memang keturunan bangsawan yang sudah dilimpahi ilmu sedari kecil sangat cerdas. Aku merasa seperti seorang ibu yang bangga melihat tumbuh kembang anaknya.

"Kakak! Jelaskan siapa pria asing ini!"

"Kenapa dia bisa berada di rumah kita terutama di kamar kakak tadi pagi?"

Ah bocah-bocah ini. Seperti mama, benar-benar cetakan yang sama.

Aku mengangkat satu tanganku pertanda mereka harus berhenti melontarkan pertanyaan beruntun.

"Pertama, sudah beberapa kali kubilang kalau ini rumahku bukan rumah kita, oke? Kedua, aku juga tidak tahu kenapa dia bisa berada di sini terutama di kamarku tanpa menggunakan pakai-ah maksudku tidur di kamarku tanpa menggunakan selimut." Sial, hampir saja aku keceplosan mengatakan hal itu, mereka pasti akan 100% salah paham parah. Selain itu kujamin, otak mereka pasti akan travelling kemana-mana.

Mereka berdua duduk bersimpuh dengan serius menyimak perkataanku. Kalau mereka anteng begini kan kesannya jadi imut. Hmm.. aku jadi ingin nyubit pipi mereka.

Mina mengangguk, "Lanjutkan, kak," sahutnya yang tidak sabaran. Cih, benar-benar mirip papa.

"Ekhem... Ketiga, kalian lihat penampilannya kan?" ucapku seraya menunjuk Icarus dari atas ke bawah dan mereka berdua mengikuti gerakan tanganku kemudian mengangguk pelan.

"Penampilannya... Apakah menurut kalian tidak asing gitu?"

Kening mereka berdua berkerut. Ketika harus bekerja menggunakan otak, wajah mereka juga ikut bekerja. Lucu sekali melihatnya.

"Rambut pirang seperti orang Eropa, iris mata merah dengan sudut mata yang tajam, hidungnya yang sempurna, bibir tipis semerah mawar dan rahang tegas yang sempurna. Bukankah dia seperti art bukan manusia, hm?" Terangku lagi. "Dia tidak kelihatan seperti manusia nyata kan?"

Ayolah jawab. Aku sudah kasih banyak clue loh dari tadi!

Mina mengangguk lagi, "Benar sih. Dia kelihatan tidak asing. Tapi netra merahnya bisa saja karena memakai softlens."

Oke dek, kau sangat logis. 98 poin buat logikamu.

"Ah, apa mungkin dia merupakan manusia vampir atau manusia yang keluar dari dunia lain? Seperti cerita karakter game atau novel yang keluar ke dunia nyata yang lagi terkenal itu?" Tebak Mino dengan antusias.

Penjahat Keluar Dari Game (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang