Chapter 4

853 140 41
                                    

Angin malam berhembus. Menerpa rambut dan wajah secara halus. Manik merah itu menatap langsung ke manik safir dihadapannya. Dua pemuda lainnya terdiam. Tidak tahu harus melakukan apa disituasi seperti ini.

"I-itu..."

Blaze berjalan mendekat. Ia mengarah ke Taufan. "A-aku bisa jelaskan Blaze," seru Gempa panik.

Blaze tidak mendengarkan Gempa. Ia fokus pada Taufan dihadapannya. Lalu ia berjongkok, menyamakan tingginya dengan Taufan. Taufan menatap Blaze bingung. Manik safirnya terlihat terang diterpa sinar bulan.

"Kamu lagi cosplay jadi iblis?"

Hah--?

Ice menepuk jidat. Baru ingat bahwa saudaranya yang satu itu bodoh. Gempa melongo bingung. Padahal jantungnya sudah berdetak seperti itu dan rasanya seperti dihempas begitu saja.

Blaze memegang tanduk Taufan. Gempa dan Ice terkejut. Taufan malah terdiam karena gerakan Blaze yang tiba-tiba.

Sebenarnya selain Ice yang bisa mencium aroma iblis. Blaze sendiri punya keahlian bergerak cepat. Badannya sungguh lincah. Jika dilatih, ia pasti akan jadi hebat. Dan gabungan antara Blaze dan Ice, mereka mungkin bisa membunuh banyak iblis.

Tapi mereka tidak mau. Meskipun iblis adalah musuh umat manusia. Mereka tidak ingin ikut campur seperti itu.

"Eh, asli?" Blaze beralih memegang ekor Taufan. Taufan terkejut, ia mencoba lari namun tangan Blaze lebih dulu mencekal lengannya. Merasa ekor itu juga asli. Ia lantas termenung.

"Dia beneran iblis?"

"Ya iyalah begolaze!" Ice memekik kesal. Lalu menarik Blaze dari memeriksa semua bagian tubuh Taufan. Karena bisa-bisa iblis itu malah berubah pikiran dan menggigit kepala Blaze.

Oke, itu hanya pemikiran Ice saja.

Taufan mendekati Gempa dengan bingung. Taufan mengelus-elus tanduknya yang sempat ditarik oleh Blaze karena dikira hanya tempelan. Matanya berkaca-kaca. Gempa mengelus pelan kepala bocah itu sambil tersenyum.

"Sakit?" Taufan menggeleng.

"J-jadi dia beneran iblis? Bukannya itu bahaya, Ice?!" Tiba-tiba Blaze mulai panik dan tak sengaja mendorong Ice hingga terjatuh.

Taufan yang melihat itu segera menghampiri Ice namun Blaze lebih dulu mencegatnya. Pandangan matanya antara bingung dan takjub. Seorang iblis dengan wujud seperti manusia. Blaze baru pertama kali melihatnya dalam hidup.

Ice menarik Blaze. Tidak ingin membuat Taufan malah takut melihat tatapan sangar dari Blaze. "Tak apa, dia bukan iblis jahat seperti yang lain," ujar Ice sambil tersenyum. Blaze mengalah, ia membantu Ice berdiri dan memandang lagi ke arah Taufan.

"Apa dia tidak memakan manusia seperti yang diceritakan dalam buku-buku? Dan bentuknya yang jelek dan mengerikan? Tapi kenapa bentuknya malah imut begini?!" Blaze mengoceh sambil menunjuk-nunjuk dekat wajah Taufan. Gempa langsung memukul tangan Blaze.

"Aku juga tidak tahu. Aku akan coba menanyakannya pada Solar," sahut Gempa. Blaze menatapnya dengan tatapan tak percaya. "Manusia yang terobsesi dengan iblis itu? Aku yakin bocah ini akan jadi bahan percobaannya."

"Aku tidak akan membawa dan menunjukkannya. Aku hanya akan bertanya padanya."

Blaze terdiam sebentar. Dahinya sedikit berkerut. "Kak Gempa mau menyembunyikan iblis ini?"

Gempa mengangguk. Namun sepertinya Blaze terlihat tidak terima. "Tapi kak! Jika ketahuan, kak Gempa bakalan di bawa loh ke pihak kerajaan dan kak Gempa bakalan disiksa sama mereka." Blaze menarik rambutnya. Matanya terlihat tidak rela. "Jangan kak, aku gamau kakak ditangkap."

『 Takdir 』 BoBoiBoy ✔Where stories live. Discover now