Chapter 25

548 116 24
                                    

Taufan berjalan pulang dengan wajah berseri-seri. Di pelukannya kini ada bungkusan lauk pauk. Hasil dari barter dengan seorang paman bernama Tarung di hutan.

Taufan di ajak kerumahnya saat itu, sambil membawa rusa tersebut. Di sana, Tarung tinggal sendirian di rumah kecil. Lalu dengan cekatan memasak daging rusa tadi dan beberapa bahan lain.

Tarung bilang, ia akan memasakkan lauk pauk dan bertukar dengan buruan yang dimiliki Taufan nantinya. Tentu saja Taufan setuju.

Bajunya jadi lusuh. Tarung terkejut saat menemukan Taufan membawa banyak buruan dari yang ia kira. Sejumlah buruan itu bahkan bisa dipakai untuk makanan selama sebulan.

Sudahlah, Tarung tidak bisa berkata-kata lagi.

Taufan sampai di tempat mereka tinggal. Ia bisa menemukan cahaya temaram dari lilin di dalam sana. Taufan mengetuk pintu, lalu memanggil nama yang selalu ia sebut.

"Gempa~"

Derap langkah kaki terburu-buru itu mendekat ke arah pintu. Gempa membuka pintu dengan ngos-ngosan. "Taufan! Darimana saja?"

Taufan tidak menjawab. Melainkan menyerahkan bungkusan lauk pauk di pelukannya itu pada Gempa. Gempa menerima itu dengan wajah bingung. "Apa ini?" tanyanya.

"Lauk."

Gempa agak terkejut. Ia langsung membuka bungkusan itu dan menemukan berbagai macam lauk. Jangan lupakan nasi yang masih hangat ada di antara lauk.

"Taufan, dapat ini darimana?"

Taufan menggerakkan tangannya ke atas. Seolah memperagakan seseorang yang berotot. "Paman."

Blaze yang baru datang dan mendengar itu pun sweatdrop. "Taufan kamu  ... gak jual diri kan?"

Tangan Ice melayang ke kepala Blaze. Blaze mengaduh kesakitan sembari memegangi kepalanya yang terasa benjol. Ia menggerutu.

"Jangan mikir macam-macam," tegur Ice. Blaze hanya mengangguk, lalu mengintip lauk dengan liur yang hendak menetes.

Menghela nafas, Gempa membawa lauk itu ke ruang tengah.

Taufan tersentak kaget saat menemukan sosok lain di antara mereka. Ada Fang, dan pemuda itu duduk dengan jubah menutupi tubuhnya.

Ia kaku. Tentu ia ingat bagaimana dirinya melukai Fang saat itu. Yang ia lakukan bagaimanapun tetap salah. Meski telah mengobati luka Fang sekalipun.

Ia lantas menunduk, merasa bersalah. Terlihat seperti seekor kucing yang sedih. Ia lantas duduk bersimpuh di hadapan Fang.

"Kau mau meminta maaf soal waktu itu ya? Tidak masalah, kudengar dari Kak Kaizo kalau kau menyembuhkan aku." Fang tersenyum tulus. Membuat Taufan makin ciut.

Fang menepuk-nepuk kepala Taufan. Mencoba memberitahunya bahwa hal itu sudah tidak menjadi masalah lagi.

"Nah, ayo makan."

Gempa sudah menyajikan semua lauk itu di tengah-tengah mereka. Mereka yang memang sudah beberapa hari belum memakan masakan seperti ini pun makan dengan lahap. Taufan hanya memperhatikan, ia sudah makan sebelumnya.

Taufan turut senang bisa membuat mereka bahagia. Makanan memang sesuatu yang bikin semangat dikala sedih.

Taufan memalingkan wajahnya ke arah Fang yang diam. Sejenak Taufan berpikir. Ada alasan apa hingga Fang datang kemari?

Selain itu, sepertinya mengenai kerajaan dan segel.

Taufan tersenyum kecut mengingat sebentar lagi ia akan jadi segel. Lalu perjanjiannya dengan Reverse.

『 Takdir 』 BoBoiBoy ✔Where stories live. Discover now