37. Wanitanya Raga

346K 28.9K 14.8K
                                    

"Pada akhirnya mungkin aku akan pergi juga. Entah sudah rela atau terpaksa. Karena berjuang seorang diri hanya akan menyisakan luka."

Humaira Azzahra

°
°
°

[BAGIAN TIGA TUJUH]



Pagi ini Aira berniat memasak nasi goreng untuk sarapan. Gara-gara semalam menemani Raga begadang, sehabis sholat shubuh Aira tidur lagi. Lupa kalau sekarang hari Senin.

Tangannya bergerak lincah di atas wajan. Mengaduk nasi agar tercampur rata dengan telor dan juga sosis.

Badannya terlonjak kaget ketika merasakan tangan kekar melingkar di perutnya. Memang sudah biasa. Namun tetap saja, serangan tiba-tiba dari Raga seringkali membuatnya salah tingkah.

"Kita kesiangan, ya, Sayang?" Raga menyender manja pada bahu Aira, bahkan kini Aira bisa mendengar deru napas suaminya.

"Iya, kamu, sih, gaya-gayaan pakai begadang segala. Awas aja kalo kita telat, kamu yang aku salahin!"

Raga semakin mengeratkan pelukannya, membuat Aira tak fokus mengaduk nasi goreng. Raga tak tahu saja, bahwa kini Aira sedang mati-matian menahan arwahnya agar tetap diam di tempat, sikap romantis cowok itu selalu saja berhasil membuatnya melayang tinggi.

"Eh, lepas, Ga."

Bukannya tak suka, justru Aira sangat menyukai posisi ini. Hanya saja ia takut acara memasaknya jadi tidak selesai karena ulah Raga di pagi hari.

Raga semakin gencar, mencium tengkuk Aira. Ia tertawa licik, pasti istrinya sedang menahan napas. Tegang sekali.

Raga menjulurkan lidahnya pada tengkuk Aira, sedikit menjilat.

"Raga!" ujar Aira memperingati.

Tak peduli, Raga akan melancarkan aksinya. Membalik tubuh Aira agar mau menghadapnya.

"Kata Satria, kalo gituan di dapur pagi-pagi rasanya herrr banget. Apa gue coba ya?"

Baru saja akan menerjang bibir mungil Aira, cubitan di pahanya terasa. Keras sekali, seperti ada kuku yang ikut menancap di kulitnya.

"ADAWHHH—shsss sakit, Ra."

Aira mematikan kompor, melotot ke arah Raga sambil menyodorkan pisau. "Kamu kenapa bandel banget, sih? Susah dikasih tau, pagi-pagi udah bikin aku kesel aja."

Raga menahan tawa, melihat wajah garang Aira yang seperti anak kucing kelaparan, malah membuatnya ingin terus menjahili istri kecilnya.

Raga mengintip ke arah masakan Aira, pura-pura tidak tau. "Kamu masak apa, Sayang?"

"Mie ayam! Ya kamu lihat sendiri dong, Ga."

"Wah nasi goreng, pasti enak banget. Mana ada telornya pula. Pakai telor apa, Yang?"

Aira menggeram kesal, "telor kamu! pake nanya lagi, telor ayam lah, Ga."

Raga meneguk salivanya, istrinya kejam juga jika sedang kesal. Raga kurang puas sih. Sekali lagi ah.

"Kalo sosisnya, pake sosisku bukan?"

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang