57. Bertemu Sahabat Lama

274K 26.1K 28.8K
                                    

"Aku benci keputusasaan, jadi tolong jangan menjanjikan sebuah harapan. Aku sedang belajar merelakan, meski setelah ini dihadiahi kekecewaan."

Humaira Azzahra

°
°
°

[BAGIAN LIMA TUJUH]




"Raga? Bangun, Ga. Sarapan dulu yuk."

Raga mengerjapkan matanya beberapa kali, terkejut ketika melihat kehadiran Aira di sebelahnya.

Raga menampar-nampar pipinya, untuk memastikan bahwa ini bukanlah mimpi.

"Sayangggg." Raga menarik Aira ke dalam pelukannya, mengecup wajah Aira sehingga membuat istrinya terkekeh geli.

"Ayok bangun."

"Kamu semalem kemana aja? Aku nyari-nyari kamu, Ra."

Aira tersenyum, memainkan rambut suaminya. "Aku dari panti, Ga. Udah lama gak berkunjung ke sana, gak enak juga sama bunda Putri."

"Kamu pasti ngomongin aku, ya, di sana? Dosa, dih, ghibahin suami sendiri."

Aira mengacak rambut Raga gemas. "Jangan pede deh kamu. Udah ah buruan bangun, keburu masakannya dingin."

Aira beranjak dari sana, namun Raga menarik pinggang wanita itu hingga Aira terjatuh di atas tubuhnya. "Aku minta maaf atas yang terjadi kemarin, Ra."

"Udah, Ga. Tolong jangan dibahas dulu. Jangan rusak mood ku, ini masih pagi."

"Tapi..."

Aira segera melepas pelukan Raga, "aku tunggu kamu di meja makan."

"Arghhh. Sial sial sial."

Sepertinya Raga menyesal karena telah merusak momen indah di pagi ini.

※※※

"Kok ada udang?" tanya Raga ketika melihat semangkuk udang di atas meja makan.

"Aku lagi pengen makan udang," ujar Aira semangat melahap udangnya.

"Tumben."

Senang sekali ketika melihat sikap Aira yang tidak dingin lagi padanya dan tak membahas kejadian kemarin. Raga cukup lega untuk itu.

"Seminggu lagi kita disibukin sama ujian, Ay."

Aira mengangguk, menelan nasi yang masih berada di mulutnya. "Iya, bulan depan, kan, kita udah lulus, Ga."

"Kamu mau masuk fakultas mana, Ra?" tanya Raga, mungkin membahas rancangan masa depan lebih indah jika harus kembali membahas topik kemarin.

"Pengennya masuk Andalaguna, aku mau ngambil ilmu kedokteran. Menurut kamu gimana?"

Raga memutar-mutar matanya, menunjuk Aira menggunakan sendoknya. "Sebelum masuk ke sana, kamu harus ikut pelatihan dulu bareng aku."

"Pelatihan apa?"

"Mengenal bagian-bagian reproduksi," ujar Raga menahan tawa.

Aira ngakak, melempar timun ke arah Raga. "Ngeres mulu, gak waras ih."

※※※

"Goblok banget lo, Ga."

"Tololnya murni pemberian Tuhan, tanpa campur tangan manusia sedikitpun."

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang