54. Sebuah Kebohongan

220K 22.3K 12.2K
                                    

"Cantik yang sesungguhnya itu bukan dilihat dari fisik, melainkan dari hati dan kelakuan."

— Humaira Azzahra

°
°
°

[BAGIAN LIMA EMPAT]


Firasat Aira tidak enak, entah kenapa hatinya mengatakan bahwa Raga tidak pergi ke kantor, melainkan pergi karena ada urusan lain.

Aira menggelengkan kepalanya. Ia tidak boleh berburuk sangka pada suaminya sendiri.

Aira hendak masuk ke dalam rumah, namun suara klakson di pekarangan rumahnya membuat Aira membalikkan badan.

"Bebby?"

Bebby turun dari mobilnya dengan wajah berseri-seri. Berjalan menghampiri Aira lalu memeluknya secara tiba-tiba.

"Eh?"

Bebby melepaskan pelukannya, "yaampun gue kira lo gak ada di rumah, Ra. Sepanjang jalan gue berdoa, eh taunya lo udah cantik gini."

Aira mengernyitkan dahinya, "ada apa, Beb?"

"Jalan yuk, Ra. Temenin nyari kado buat Satria, soalnya Viola nggak bisa main, dia lagi ikut kajian remaja masjid deket rumahnya. Terus Kia juga gak bisa dihubungin, tadi rumahnya sepi, sekeluarga lagi pergi mungkin ya. Yaudah deh gue kesini."

"Yaudah, ayok." Aira menarik lengan Bebby menuju mobil.

"Eh, lo gak izin dulu ke laki lo?" tanya Bebby ketika Aira nyelonong masuk ke dalam mobilnya tanpa berpamitan dulu pada Raga.

"Raga gak ada di rumah. Lagi kerja."

"Hari libur kayak gini?" tanya Bebby heran.

"Iya."

Bebby menyenderkan tubuhnya pada kursi kemudi, lalu mengacungkan jempol pada Aira. "Mantap sih. Suami lo idaman banget. Lagi libur aja masih tetap kerja. Raga pekerja keras ya, Ra."

Aira menganggukkan kepalanya, omongan Bebby memang benar.

"Iya, Beb. Aku beruntung banget dapet suami kayak Raga."

※※※

Setelah selesai belanja novel, kini tinggal mencari kado untuk Satria. Aira dan Bebby bergandengan tangan sambil sesekali tertawa.

"Astagfirullah," ucap Aira tiba-tiba.

"Kenapa, Ra?"

"Kayaknya ponselku ketinggalan di dalem, Beb."

"Kok bisa? Yaudah yuk ambil."

"Nggak usah, kamu tunggu di sini aja. Biar aku yang ambil sendiri."

"Yaudah, gue tunggu di kursi itu ya. Nanti lo samperin gue di sana," ujar Bebby menunjuk kursi di sudut dekat lift.

"Oke."

Sementara itu di tempat yang sama, Aletta dan Raga baru saja keluar dari teater bioskop. Tangan Aletta masih setia berada di lengan Raga, membuat cowok itu jengah.

"Udah, kan? Mending kita balik sekarang deh, Ta."

"Bentar dulu, Sayang. Aku masih pengen belanja. Masa ke sini cuma nonton aja, kita juga belum makan, Yang."

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang