59. Ayah dan Buna

384K 27.9K 31.8K
                                    

"Aku mencintaimu seluas samudera, menyayangimu setinggi langit. Aku menginginkanmu untuk menyempurnakan separuh agamaku."

— Humaira Azzahra

°
°
°

[BAGIAN LIMA SEMBILAN]



"Raaaaaa!"

"Airaaaa ih! Kalau dipanggil suami nyaut dong," rengek Raga yang sedang berbaring di sofa.

"Kenapa, Sayang? Aku, kan, lagi nyuci piring bekas makan kamu barusan," ujar Aira berjalan mendekati suaminya.

Mata Raga berkaca-kaca seperti ingin menangis, "biasa aja ngomongnya, jangan pake urat gitu, Ra."

"Astagfirullah. Yaudah iya, kamu mau apa?" tanya Aira seraya menghembuskan napas lelah.

"Aku pengen makan mangga muda, ay. Ke rumah mama yuk, siapa tau mama punya."

"Mangga muda?"

Raga menganggukkan kepalanya berulang kali dengan ekspresi yang menggemaskan.

Sudah jam 11 malam, apa iya Aira harus menuruti permintaan Raga? Akhir-akhir ini Raga memang banyak maunya, dan Aira dibuat geleng-geleng kepala dengan permintaan Raga yang terkadang tidak masuk akal.

Seperti kemarin, Raga ingin memegang telur kucing. Mana ada hey, kucing itu beranak. Berakhirlah dengan Raga yang mendiaminya selama 2 hari. Huh, menyebalkan.

"Kok bengong, sih? Emang kamu nggak mau temenin aku ke rumah mama?"

Dengan berat hati Aira menganggukkan kepalanya, apa jam segini mertuanya masih terjaga?

"Yaudah ayok, Ga. Aku ambil kerudung dulu."

"Oke, Sayang. Aku tunggu di bawah ya."

※※※

"Kamu kayak orang nggak pernah dikasih makan sebulan, Bang."

Sania geleng-geleng kepala melihat Raga menghabiskan 10 buah mangga muda.

Bahkan Sania dan Aira ikut meringis ketika Raga memakan buah mentah itu dengan lahapnya.

"Ini enak banget, asli abang gak bohong," ujar Raga menggerogoti biji mangga, membuat Aira menutup wajahnya dengan bantal.

"Maaf ya, Ma. Gara-gara kita tidur Mama jadi keganggu."

"Gapapa kok, Sayang. Cuma mama heran, nggak biasanya Raga kayak gini. Apa dia salah makan?"

"Aira juga nggak tau, Ma. Raga belakangan ini aneh banget, tiap pagi selalu mual-mual gitu, tapi yang keluar cuma air biasa."

Penjelasan yang Aira berikan membuat Sania teringat kejadian 18 tahun yang lalu, kala Mahendra bertingkah sama seperti Raga disaat dirinya sedang mengalami kehamilan pertama.

"Apa mungkin kamu hamil, Ra?"

Aira membulatkan matanya, disusul Raga yang tersedak biji mangga. Untung bijinya kecil, tidak sebesar biji Raga. Eh.

"Siapa yang hamil, Ma?" tanya keduanya kompak.

"Besok ajak istrimu periksa, Ga. Mama yakin banget kalo Aira lagi hamil."

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang