13. Alhamdulillah Sah

275K 28.2K 4.2K
                                    

"Lepaskan daripada memaksakan. Ikhlaskan daripada menyakitkan. Relakan daripada berjuang sendirian."

Humaira Azzahra

°
°
°

[BAGIAN TIGA BELAS]



"Saya terima nikah dan kawinnya Humaira Azzahra binti Faisal Al-Hafidzh dengan mas kawin emas seberat 50 gram dan seperangkat alat sholat dibayar tunai." Raga berhasil mengucapkan ijab kabul di depan orang banyak hanya dengan sekali tarikan napas.

Pak penghulu mengangguk kecil lalu menatap sekeliling. "Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAHHHH," ucap seluruh tamu dengan antusias.

Sementara di kamar Aira, gadis itu tak henti-hentinya mengucap syukur, ia tersenyum sambil memandangi dirinya di depan cermin. Aira sudah sah menjadi istri dari seorang Raga Aditama, ketua osisnya sendiri.

Aira menghela napas sejenak. Gadis itu cukup sadar diri bahwa dalam pernikahan ini hanya dirinya lah yang merasa sangat bahagia, tidak dengan Raga.

"...atau selama pernikahan kita nanti, gue bakal bikin lo menderita!"

Ucapan Raga terus berputar-putar dalam benak Aira, ia tersadar saat seseorang mengelus bahunya pelan. "Tante?"

"Kamu kenapa melamun, Nak? Ayo turun, Sayang, ijab kabulnya udah selesai. Sekarang kita ke bawah, ya, temuin Raga dan para tamu yang lain," ujar Sania lembut sambil mengelus pelan kepala Aira yang tertutup hijab.

"Iya, Tante."

Sania mengulum senyumnya, "panggil mama aja biar sama kayak Raga. Kamu, kan, sekarang udah jadi anak mama juga."

"Iya, Ma." Aira tersenyum kikuk, merasa tak nyaman dengan panggilan baru kepada mertuanya.

"Nggak apa-apa, nanti juga terbiasa, yuk turun."

Sania menggandeng tangan Aira, berjalan perlahan menuruni tangga.

Semua mata terarah pada Aira, mereka menatap Aira lekat-lekat. Hari ini Aira terlihat sangat cantik. Ia memang cantik, namun di hari yang spesial ini kecantikan Aira bertambah berkali-kali lipat. Aira menyadari bahwa sedari tadi Raga memperhatikan dirinya, buru-buru pria itu membuang muka ke arah lain. Aira merasa malu ditatap seperti itu, ia berusaha menetralkan degup jantungnya yang berdetak dengan sangat cepat.

Aira duduk di sebelah Raga, ia tidak tahu setelah ini akan melakukan apa. Mencium kening? Oh bukan-bukan, itu tugas Raga.

Aira harus apa? Pikirannya mendadak blank, kenapa pak penghulu tidak memberikan instruksi?

"Silakan mempelai wanita sematkan cincin dijari manis suami, begitupun sebaliknya."

Aira mulai memasangkan cincin dijari Raga, tangannya gemetar, ia mulai berkeringat dingin.

Oke, Aira sedikit lebay. Meskipun sudah sah tetap saja ia merasa gugup.

Aira mencium punggung tangan Raga, dibalas dengan kecupan singkat di keningnya. Bibir tebal nan hangat itu mampu membawa Aira terbang ke awang-awang. Aira tak dapat lagi menahan senyumnya, kedutan di bibirnya seakan-akan mewakilkan perasaan gadis itu.

Semua tamu bersorak, mereka ikut bahagia dengan pernikahan Aira dan Raga. Pernikahan mereka dibumbui dengan ucapan juga doa-doa dari kerabat maupun rekan kerja ayah serta mertuanya.

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang