50. Tamu Tak Diundang

215K 23.6K 13K
                                    

"Terkadang bukan hidup yang sulit, tapi kita lah yang mempersulit hidup."

— Raga Aditama

°
°
°

[BAGIAN LIMA PULUH]



"Halo semuanya. Kenalin nama gue Aletta Kirania."

Deg. Raga masih tetap dengan posisinya, ia menggelengkan kepalanya berulangkali.

"Gue ini mikir apa sih, kok jadi ngehalu Aletta pindah sekolah kesini?"

Raga kembali mencari posisi nyaman, hingga suara gadis di masa lalunya berhasil membuat Raga ingin melempar segala sesuatu yang berada di dekatnya.

"Kalian bisa panggil gue Aletta atau Letta. Jangan panggil gue Tata ya, karena itu adalah panggilan kesayangan dari pacar gue."

Terdengar banyak helaan napas kecewa dari pada kaum adam. Sudah memiliki pacar rupanya.

"Gue pindahan dari Singapore. Semoga kita bisa berteman baik ya."

Raga mengeluarkan kepalanya dari dalam tas. Perlahan, ia mulai memfokuskan pandangannya ke arah gadis yang sedang berdiri di sebelah Bu Ningsih.

"Keenan udah pindah sekolah ya? Baiklah Aletta kamu bisa duduk di tempat Keenan, itu di sebelah Raga," tunjuk Bu Ningsih pada bangku kosong di sebelah Raga.

"Yang namanya Raga mana ya, Bu?" tanya Aletta sok bolot.

"Itu tuh yang mukanya paling ganteng di sekolah ini," ujar Bu Ningsih yang mendapat sorakan dari satu kelas.

Raga mengepalkan kedua tangannya di bawah meja. Sungguh, Raga ingin menonjok gadis munafik yang kini sedang berjalan ke arahnya.

Aletta menarik kursi di sebelah Raga. Mulai mendudukinya lalu menjulurkan tangan kanan guna bersalaman dengan cowok itu.

"Aletta. Khusus lo boleh panggil gue dengan sebutan Tata," ujarnya memperkenalkan diri.

Raga tak membalas jabatan tangan Letta. Dirinya fokus mencatat materi yang ditulis bu Ningsih di papan tulis.

"Cuek banget. Perasaan dulu lo ngejar-ngejar gue. Kok sekarang jadi dingin gini?"

Raga lebih memilih diam. Malas meladeni perempuan gila seperti Aletta.

Aletta mengedarkan pandangannya. Semua orang kini sedang sibuk dengan bukunya masing-masing.

Aletta menarik kursinya agar lebih dekat dengan Raga.

Mengelus rambut Raga dengan perlahan. "Lo kalo lagi serius gini makin ganteng, Ga." Bisiknya pelan.

Aletta memainkan cuping telinga Raga. "Lo pernah pakai anting tindik ya? Bekasnya masih kelihatan tuh."

"Gue tinggal, jadi cowok nakal lo ya. Mantap sih."

Aletta hendak mengalungkan tangannya pada leher Raga. Namun dengan gerakan cepat cowok itu menepisnya. "Sekali lagi lo sentuh gue, gue nggak akan segan-segan memperlakukan lo dengan buruk."

Aletta kembali pada posisi semula, namun matanya masih terus memperhatikan gerak-gerik Raga yang terkesan cool baginya.

Bastian dan Satria menoleh ke bangku belakang, bernapas lega karena kini Raga telah kembali menjadi manusia kulkas.

※※※

Setelah melewati jam pertama dan kedua, ini lah bel yang ditunggu-tunggu rakyat sekolah sedari tadi.

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang