06. Balap Liar

288K 30.1K 2.1K
                                    

"Aku mencintaimu, bukan kemarin atau saat ini. Tapi percayalah, kemarin, kini dan nanti adalah saat-saat dimana aku akan terus mencintaimu."

Raga Aditama

°
°
°

[BAGIAN ENAM]


"Nggak ada yang berubah dari kamar ini, semuanya masih tetep sama. Mama emang paling bisa diandalkan," gumam Raga saat melihat barang-barang di kamarnya masih lengkap dengan posisi yang sama, tidak berubah sedikit pun.

Raga merebahkan tubuhnya di kasur, lelah seharian ini menjalani kegiatan yang begitu padat, belum lagi pikirannya melalang buana entah kemana. Ia butuh udara segar untuk menjernihkan pikirannya, mungkin satu atau dua putaran bisa membantu.

Raga merogoh saku celana, mencari kontak asisten pribadinya, Bintang.

Bintang
Online

Job?✓

•Nanti malem lawan Denny, gimana?

Ambil mtr gw d apart, gw lg d rmh bkp, gw trm tntngn dia✓

•Oke, laksanakan bos.

Sudah 2 tahun Raga menggeluti dunia malam, ini semua ia lakukan bukan tanpa alasan. Dan kalian sendiri pasti tau apa alasan Raga. Raga tak pernah merasa sendirian, ada Keenan, Bastian, dan juga Satria yang selalu setia menemaninya.

Keempat pria tampan itu memang nakal. Pemabuk, pecandu rokok, pembalap liar, dan jauh dari kata suci, namun mereka tidak pernah bermain kotor dengan perempuan apalagi sampai menyewa jalang hanya untuk memuaskan nafsu bejatnya. Entahlah, menyakiti perempuan tidak terdaftar dalam list kenakalan mereka.

Tok tok tok!

Pintu kamarnya diketuk, terdengar suara mamanya dari balik pintu. "Bang, papa udah dateng, temuin dulu di bawah."

Oh tampaknya Mahendra sudah selesai dengan urusan bisnisnya. Raga sangat rindu dengan pria paruh baya yang berstatus sebagai papanya itu. "Iya, Ma, bentar lagi Raga turun."

Raga menuruni anak tangga satu persatu, melihat ke arah ruang keluarga dimana sang papa sedang sibuk menonton tv di temani brownies buatan mamanya.

"Halo, Pa," sapa Raga sembari menyalimi tangan papanya.

"Duh jagoan papa, kamu apa kabar, Bang?"

Mahendra Aditama adalah orang yang super sibuk. Saat Sania memberitahukan tentang kepulangan anaknya, tanpa berpikir panjang Mahendra langsung memesan tiket pesawat hari itu juga. Ia tak mau melewatkan kesempatan berharga ini, kapan lagi anak sulungnya mau kembali tinggal bersama mereka.

"Baik. Papa gimana tadi perjalanan dari Surabaya?" tanya Raga, sembari ikut mencicipi brownies di hadapannya.

"Lancar, Bang. Papa terlalu antusias denger kamu mau pulang ke rumah."

Raga tersenyum tipis menanggapi ucapan papanya. "Raga mau belajar dewasa, Pah. Kasian mama."

"Papa sama mama selalu dukung apapun keputusan kamu selama itu nggak merugikan, Bang. Jangan kecewakan mama lagi, kasian dia tiap hari kepikiran kamu terus."

Raga semakin merasa bersalah kepada mamanya, kemarin ia sangat yakin bahwa keputusannya pergi dari rumah adalah benar. Tapi kenyataannya? Banyak sekali pihak yang kecewa atas keputusan yang sudah Raga ambil. Niat hati hanya ingin tinggal beberapa hari di sini semakin membuatnya gundah, sepertinya ia akan memikirkan kembali tentang keputusannya itu.

Bintang is calling....

"Pa, Raga mau keluar dulu ada urusan, kayaknya bakal lama, pintu depan nggak usah dikunci, ya," ucap Raga yang dibalas anggukan kecil oleh papanya.

※※※

Suara motor saling bersahutan, tempat begitu ramai dengan teriakan penonton dan suara deru knalpot. Para pembalap liar sudah siap dengan aksinya malam ini, dan Raga adalah salah satu diantara mereka.

"Kebetulan lawan lo kali ini Denny anak geng Ezto, Bos," ujar Bintang, asisten Raga.

"Bagus, tandingan gue emang nggak pernah main-main."

"Lo siap lawan Ezto?" tanya Keenan menunjukkan raut khawatirnya.

"Kenapa enggak? Geng sampah kayak Ezto nggak pantes buat ditakutin."

Ezto memang rival dari Rick Devil, geng licik itu selalu saja ingin menguasai daerah kekuasaan milik Raga. Alan, sang ketua mempunyai banyak cara untuk menghancurkan geng yang sudah Raga bangun dengan susah payah.

"Lo harus hati-hati sama dia, Ga. Bisa aja dia udah nyusun rencana jahat buat bikin lo celaka," ujar Bastian, dibalas anggukan oleh anggota Rick Devil yang lainnya.

Brummm...brummm...brummm

Perlombaan akan segera dimulai, sesekali Raga menoleh ke arah teman-temannya yang menatapnya seolah mengatakan. "Lo harus menang, Ga."

Aba-aba dimulai!

"1.."

Brumm!

"2.."

Brumm!

"3!"

BRUMMMM!

Mereka melaju dengan sangat kencang, Raga akui Denny sangat lihai dalam menjalankan motornya, kemampuan ia dalam balapan hampir setara dengan Raga. Alan memang tak pernah bermain-main dalam melatih anak buahnya.

Dua putaran telah dilewati, tinggal satu putaran lagi yang harus mereka lalui untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemenangnya.

Jalan penuh tikungan, Denny hampir kehilangan konsentrasinya, ia belum menguasai jalan seperti ini, hampir saja ia terjatuh. "Sial!"

Garis finish sudah di depan mata. Dengan kecepatan penuh Raga berhasil melewati garis finish. Tak heran, lagi dan lagi ia menjadi pemenang dalam balapan ini.

"Anjay si Raga menang lagi euy," teriak Satria heboh.

"Gimana, Ga? Denny nyelakain lo apa enggak?"

"Pasti dia curang, ya?"

"Lo nggak diapa-apain, kan, sama anak buah lohan?"

Wussh. Baru saja melepas helm, Raga sudah diserbu berbagai macam pertanyaan dari teman-temannya.

"Aman," jawab Raga sembari mengacungkan jempolnya.

Di tempat Ezto, sudah ada Alan yang menghajar Denny habis-habisan.

"Lo itu bodo banget, sih. Lawan Raga aja nggak bisa. Gue udah nyuruh lo buat pake cara curang, dan lo malah nolak. Lo bilang buat apa pake cara curang kalo dengan cara jujur lo bisa bikin Raga kalah, makan tu jujur! Muak banget gue," geram Alan pada Denny.

"Eh eh liat deh si lohan, kasian Denny tuh sampai babak belur gitu dipukulin. Kenapa nggak dia aja yang jadi tandingan lo ya, Ga," ucap Satria sambil memandangi tenda kuning, tempat dimana Alan dan teman-temannya berkumpul.

Raga hanya mengendikkan bahunya acuh, tidak peduli dengan geng Alan yang menurut ia sangat kekanakkan.

"Lihat aja lo, Ga. Gue sendiri yang akan turun tangan buat balas kekalahan ini," ujar pria berkacamata hitam di seberang sana, sembari mengepalkan tangannya kuat-kuat.

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang