PROLOG

1.1M 57.1K 17.2K
                                    

Kalian jalur apa nih?

Baca ulang atau baru baca?

•••••

⚠️ PANGGIL AKU BAGINDA RATU⚠️

[PROLOG]



Gadis cantik bernetra coklat itu tersenyum tipis, kemudian mengusap dahi suaminya yang dipenuhi keringat. Raga, bayi besarnya yang sangat manja, kini tengah tertidur pulas di atas pahanya.

"Bayi besar manja banget."

"Aku bukan bayi!" elak Raga dengan mata yang masih terpejam.

Aira tertawa kecil, lalu menjawil hidung mancung pria itu. "Kok giliran aku ngomong kamu bangun, sih?"

"Aku barusan mimpi buruk karena denger suara kamu, jelek."

"Dasar badboy nyebelin. Nakal, manja, kelakuan kayak bayi, mesum. Raga otak selangkangan!"

"Aku nakal kayak gini juga ada alasannya kali, Ay."

"Susah moveon!" celetuk Aira.

Raga tersenyum, bangun dari posisinya kemudian menerjang bibir Aira dengan sebuah kecupan. "Itu dulu, waktu aku masih terobsesi sama dia. Sekarang udah ada kamu, nggak perlu pake acara moveon-moveon segala."

Aira mengelus setiap inci dari wajah Raga. "Anak kamu gimana?" ucapnya lalu mengalihkan pandangan ke arah lain. "Dia butuh sosok ayah, kamu harus tetap tanggung jawab, Ga," sambung gadis itu.

Mata Raga membulat sempurna. Aira memang wanita yang polos, bahkan hanya mermodalkan air mata buaya, istrinya dengan semudah itu percaya pada ucapan dedemit. "Anak yang dikandung dia bukan anakku. Berapa kali, sih, harus aku jelasin ke kamu, Ay?"

Raga mengacak rambutnya frustasi, mengapa di saat seperti ini tidak ada satupun orang yang mempercayai dirinya, bahkan istrinya sendiri.

Aira kelewat baik.

"Kamu nggak percaya sama aku? Kamu lebih percaya omongan cewek itu daripada aku?"

Aira menunduk takut, ia meremas kuat ujung kerudungnya. Sungguh, jika kalian menjadi Aira, mungkin kalian akan merasakan betapa sulitnya berada di posisi ini.

Disatu sisi, Aira menginginkan Raga. Di sisi lain, Aira punya rasa empati besar terhadap calon anak Raga, ia tak mau egois dengan mengambil kesempatan dalam kesempitan.

"Jawab, Ay. Jangan diem aja."

Aira menggelengkan kepalanya, apa kali ini ia harus percaya pada Raga?

Raga menghembuskan napasnya lelah. "Yaudah kalo emang itu mau kamu, aku juga nggak bisa berbuat apa-apa."

"Aku pergi dulu, semoga kamu nggak nyesel atas keputusan yang kamu pilih."

"Bahagia terus, Ay. Aku pamit."

"Jangan pikirin kebahagiaanku, udah jelas aku nggak akan pernah ngerasa bahagia kalo jauh dari kamu."

Raga mengalihkan pandangannya, ia tak kuasa berlama-lama menatap wajah teduh Aira.

"Urusan hati, aku nggak pernah main-main. Makasi untuk kenangannya selama ini, kamu adalah teman sekaligus istri yang baik. Aku sayang kamu."

Raga pergi, Aira terduduk lesu di pinggir ranjang.

Kenapa semuanya jadi seperti ini?

Aira ingin Raga, bahkan sangat menginginkannya. Tapi kenapa di saat mereka sudah mulai terbuka satu sama lain, justru Raga harus pergi dengan menyisakan kekecewaan yang amat mendalam bagi dirinya.

Apa iya merasakan jatuh cinta harus sesakit ini?

Ketika menjadi dua orang asing, semesta memaksanya untuk bersatu dalam ikatan tanpa cinta.

Dan ketika sudah saling memiliki, justru malah takdir yang berusaha memisahkannya.

Entah dosa apa yang telah ia perbuat, apa tidak bisa Tuhan menghukumnya dengan cara lain?

Apa harus dengan cara ini Tuhan menghukum keduanya?

※※※

Hai, publish prolog dulu kali yaa. Makasi buat kalian yang masih bertahan nunggu aku repost cerita ini. 10K komen untuk part ini, aku publish part 1.

Thankyou, bestie❤️

RAGA: BADBOY IS A GOOD HUSBANDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang