Pink! (2)

1.8K 242 36
                                    

Suasana kelas Kimia berada dalam keadaan masam pagi ini. Dua hari sebelumnya seluruh sekolah disuruh pulang cepat entah karena alasan apa, dan pagi ini perasaan mereka berkecamuk saat melangkah masuk ke dalam kelas dan melihat papan tulis.

"Kenapa Mrs. Lisa sangat suka membuat ujian dadakan?!"
"Bronsted-Lowry, senyawa amfoter, larutan non-akuatik ...."
"Aku benci hari Rabu!"

Ujian quiz Bab Asam Basa akan dilaksanakan pagi ini. Begitulah yang tertulis di atas papan, dibuat dalam ukuran yang besar dan bahkan diberikan hiasan berupa tanda petik cantik.

Ken sebagai murid baru di sana juga merasa agak panik saat menemukan pengumuman tiba-tiba itu. Mengeluh, tetapi tidak sampai benar-benar berteriak seperti yang lainnya di dalam kelas. Dia hanya membuka ponsel dan mencari materi-materi untuk membantunya.

"Psssttt, hei!" Tak lama seseorang berbisik di sampingnya. Ken menoleh dan mendapati seorang cowok tengah melambai dan tersenyum ramah padanya.

"Hei?"

"Aku Shiro Sykes." Dia lalu berdiri dan mengacungkan tangannya.

Ken terdiam sejenak, tetapi segera menjabat tangan itu. "Aku Ken. Ken Jackson."

"Aku tahu. Aku sudah melihatmu Senin kemarin." Shiro berbalik sejenak lalu mengambil sesuatu di bawah tumpukan bukunya. Beberapa lembar kertas yang kemudian diserahkan untuk Ken. "Aku membuatkan ini untukmu."

Ken memperhatikannya lagi sebentar. Tidak akan cukup sulit mengingat siapa laki-laki yang tengah berbicara di hadapannya karena Ken baru menjadi murid baru selama dua hari. Akhirnya dia tahu. "Kau yang ditendang gadis rambut pink itu."

Sesuatu seakan menimpa kepala Shiro hingga membuatnya menunduk. Wajahnya memerah sembari tertawa kecil. "Ya, itu aku."

"Tapi kenapa kita baru bertemu di kelas hari ini?"

Shiro hanya mengedikkan bahu, dan tidak ingin membuang waktu lebih lama dia mengayunkan kertas di tangannya untuk kembali mengalihkan Ken. Cowok itu menerimanya sedikit ragu, tetapi ternyata itu catatan-catatan dari pelajaran Kimia yang telah dia lewatkan selama seminggu.

"T–Terima kasih. Shiro," balasnya kaku.

"Ada apa dengan sikapmu itu? Kau terlalu formal. Aku bukan siapa-siapa." Senyuman Shiro semakin melebar. Tanpa dia sadari Ken sebenarnya sudah tidak memperhatikan. "Maksudku, aku hanya kapten tim sepak bola di sekolah ini, tapi tetap saja itu bukan apa-apa. Kau tidak perlu sesopan itu padaku karena—Hei?! Apa kau bahkan mendengarkan?"

Nadanya berubah kesal saat akhirnya tahu Ken tak memperhatikan. "Ken?"

"Ya, aku mendengarkan. Terima kasih untuk ini."

Shiro menggaruk tengkuknya. Kemudian menghela napas pendek saat kembali ke tempatnya di samping Ken. "Berhubung kau murid baru, aku mau jadi temanmu."

Mata Ken seketika melebar. Mendengarkan Shiro benar-benar membuatnya terkejut. Kertas di tangannya sampai bergetar hingga terpaksa dia menaruhnya. "A–Apa kau bilang?"

"Teman. Aku ingat kau bertemu dengan Alisha dan Lucy, tetapi mereka gadis-gadis yang liar. Maksudku Alisha adalah cewek maskulin dan Lucy agak sulit diajak bicara. Jadi aku ragu kau sudah bisa berteman dengan mereka dalam waktu singkat, tapi aku berbeda." Shiro mengedipkan mata padanya. "Aku akan menjadi teman pertamamu di sekolah ini."

Ken tertegun. Mulutnya setengah menganga saat itu. Tanpa alasan yang jelas kepalanya malah terisi kembali dengan memori yang menyakitinya. Suara dan pukulan dari kemarahan-kemarahan memenuhi kepalanya dengan cepat.

Buru-buru dia menyembunyikan wajahnya. Shiro tak tahu Ken tengah menahan air mata. Napasnya bahkan jadi pendek.

"Teman? Tentu," jawab Ken patah-patah.

You Just Met The Wrong PersonWhere stories live. Discover now