Like We Should And Say We're Good! (2)

340 97 0
                                    

Lorong sedikit ramai pagi ini. Mengingatkan Shiro ketika Lang baru saja menyelesaikan pertandingan besarnya dan membawa medali perak yang dapat dibanggakan.

"Aku Shiro, kapten tim sepak bola yang baru." Dia memang dikenal sebagai pribadi yang selalu membanggakan diri sendiri, tetapi jauh di dalam sana, Shiro selalu cemburu pada banyak orang.

Shiro memiliki teman-teman yang luar biasa. Lupakan saja soal kakaknya yang pintar. Lang si Atlet Taekwondo yang selalu mencapai pertandingan final, atau Sera dengan permainan basket luar biasa. Teman perempuannya, Alisha, baru saja menyelesaikan pertandingan panahan, jadi dia sempat absen untuk beberapa hari terakhir.

Shiro pikir kali ini giliran Alisha yang menikmati ketenaran singkat di koridor loker, tetapi kemudian gadis itu muncul di sampingnya, lebih tepatnya di samping Cyan. "Al! Kau sudah kembali?!"

Gadis itu berlari dan memeluk Cyan, seolah-olah dia baru habis dari perang besar selama dua tahun. Entah kenapa, tetapi Shiro selalu merasa jijik ketika Cyan bermesraan dengan Alisha. Kakaknya langsung berubah seperti otak cerdasnya itu baru saja terlepas dan menari-nari di atap sekolah.

Shiro tak ingin ikut campur dengan momen membahagiakan itu. Dia punya kelas Fisika membosankan hari ini, dan latihan sepak bola setelahnya. Shiro ingin berfokus pada itu saja.

"Shiro, hai." Seseorang memanggil di belakangnya. Suara Lucy. Setidaknya masih ada teman perempuan lain yang tak pernah bermesraan. Walau Rick selalu berkata kalau adik tirinya itu menyukai Ken. Namun, Ken tidak ada sekarang. Dia belum kembali. Shiro masih merindukannya. Berharap remaja dengan topi merah muda itu baik-baik saja.

Lucy menyamakan langkah, dan dengan jahil mencubit lengan Shiro untuk menarik perhatiannya. "Kenapa murung begitu?"

"Siapa yang murung? Omong-omong sahabatmu sudah pulang."

"Al? Ya, dia sudah mengabariku kemarin, tapi, kau tahu siapa lagi yang kembali ke sekolah hari ini?"

Shiro memutar mata, tetapi karena Lucy menunjuk ke sebelah yang satunya, dia akhirnya menoleh dengan malas. Betapa terkejutnya Shiro saat menyadari ada satu orang lagi yang ternyata bersama Lucy sejak tadi.

Bukan Alisha, dia masih bersama pacarnya. Kali ini adalah laki-laki yang sudah ditunggunya sejak lama. Penampilan barunya memang sedikit asing, tetapi bahkan tanpa topi merah muda di kepala, Shiro dapat mengenalnya.

"Astaga, Ken?" Shiro yang kegirangan sontak melompat-lompat dan merangkul remaja itu sampai hampir menjatuhkan mereka. "Kau tidak tahu betapa aku merindukanmu, kawan."

"Y–Ya, senang juga bertemu denganmu," balas Ken canggung. Matanya menatap Lucy, gadis itu mengangkat bahu, dan membuka mulut seraya berkata tanpa suara, 'sudah kubilang dia merindukanmu'.

Shiro masih merangkulnya, tertawa dengan keras, dan hal-hal yang dengan cepat menarik perhatian orang-orang. Ken awalnya gugup, karena seisi lorong dengan cepat memperhatikan sembari mulai berbisik-bisik. Berita tentang video itu pasti masih melekat di ingatan mereka, dan lebih banyak berita lain mungkin sudah tersebar.

Tetapi seperti kata Lucy. Dia tidak peduli. Meski seluruh dunia membencinya, dia akan selalu memiliki teman.

***

Sesuatu yang berbeda muncul di kelas sejarah, tetapi Andy Klauss kehilangan perhatian karena kantuk yang tak tertahan. Dia ingin saja membuat izin palsu untuk tidur di klinik sekolah, tetapi kemudian akan menjadi sebuah bumerang kalau dia terlihat di rumah kaca sekolah bersama bunga-bunganya nanti siang.

Sudah sejak lama Andy suka berkebun, tanaman yang cantik selalu menenangkan cowok itu. Kebiasaan yang muncul setelah dengan tragis harus tinggal bersama neneknya. Suatu hari, orang tua Andy menghilang begitu saja, dia bahkan tak mengerti apa artinya menghilang sampai kelas sembilan.

You Just Met The Wrong PersonWhere stories live. Discover now