WAKTU (3)

728 98 2
                                    

Baekhyun menghembuskan nafasnya dengan lega saat Seojun terbangun keesokan harinya dan tidak ada tanda bahwa anak itu mengingat tentang Chanyeol.
Ya, memang seperti itulah anaknya, sering kali menganggap orang lain sebagai ayahnya, tapi di menit berikutnya ia akan lupa dengan orang yang tiba-tiba ia panggil dengan sebutan 'ayah' karena hal-hal tertentu itu, dan sejauh yang Baekhyun ingat, Chanyeol adalah pria dengan durasi terlama yang Seojun akui sebagai ayahnya.

Disaat Baekhyun merasa lega karena sang anak tidak menanyakan tentang ayah sekejapnya itu, Chanyeol justru merasa sebaliknya, pria bermarga 'Park' itu mengecek ponselnya berulang kali untuk menunggu panggilan telepon dari Baekhyun dengan harapan bahwa si kecil akan mencarinya setelah bangun tidur, tapi sepertinya apa yang terjadi saat ini tidak sesuai dengan apa yang Chanyeol harapkan, karena nyatanya ponselnya hanya berdering saat rekan kerja atau teman-temannya yang menghubunginya.

2 minggu telah berlalu, Seojun yang tiba-tiba menyebut kata 'Ayah' membuat Baekhyun spontan menghentikan aktivitas menulisnya, lalu berjalan menghampiri Seojun yang tengah bermain di karpet.
"Kenapa?" Tanyanya dengan lembut sambil mengusap rambut halus milik anak laki-lakinya itu.

"Ayah robot." Ucap Seojun sambil menunjukkan tangan robotnya yang terlepas dari tubuhnya. Sepertinya robotnya yang kembali rusak mengingatkannya pada sosok Chanyeol, seorang pria yang pernah memperbaiki robot kesayangan itu sebelumnya.

"Bolehkah papa coba untuk memperbaikinya?" Baekhyun mengambil mainan itu dari tangan Seojun dan berusaha memasang tangan robot itu lagi, tapi bukan tangan robot yang kembali menyatu dengan tubuhnya, melainkan kepala robot itu justru turut terlepas dari tubuhnya.
"Oh, sorry." Ucap Baekhyun dengan raut menyesal saat sang anak hampir menangis.
"Papa janji akan membelikanmu robot yang baru nanti, tapi sebelum itu kita harus tidur siang sebentar, lalu kita akan pergi setelah kau bangun, oke?" Meskipun dengan mata yang berkaca-kaca, tapi Seojun tetap mengangguk untuk menuruti ucapan sang papa.

Setelah memastikan Seojun telah tertidur dengan memeluk mainan robotnya yang telah terpisah menjadi tiga bagian itu, Baekhyun meninggalkannya untuk kembali melanjutkan aktivitas menulisnya.
"Ayah robot." Panggilan yang Seojun tujukan pada Chanyeol itu kembali terdengar saat Baekhyun baru saja selesai menulis satu paragraf cerita, dan tentu saja ia kembali menghentikan aktivitas menulisnya untuk kembali menghampiri si kecil yang tengah mengigau. "Ayah robot." Ucap Seojun lagi masih dengan kedua matanya yang terpejam rapat.

"Sayang, papa di sini." Baekhyun mengambil duduk di tepi tempat tidur, dan betapa terkejutnya papa muda itu saat mendapati suhu tubuh sang anak begitu panas, bahkan hampir mencapai suhu 39° saat Baekhyun memeriksanya dengan termometer, padahal sebelum tidur Seojun masih dalam keadaan baik-baik saja.

"Ayah robot." Suara Seojun terdengar semakin parau, bahkan posisi tidurnya yang semula tampak tenang, kini menjadi resah.

Baekhyun beranjak dari duduknya untuk mengambil plester penurun demam yang ia simpan di kotak penyimpanan obat, tapi saat telinganya kembali mendengar sang anak masih mengigau memanggil ayah robotnya, Baekhyun juga memutuskan untuk mengambil kartu nama milik Chanyeol yang ia simpan di dalam laci.

Setelah memasang plester penurun demam pada dahi si kecil, Baekhyun mulai menekan nomor telepon Chanyeol di layar ponselnya, ia tampak ragu, tapi sepertinya meminta tolong pada Chanyeol untuk datang ke rumahnya adalah pilihan yang lebih tepat alih-alih membawa si kecil ke rumah sakit, jadi Baekhyun mencoba untuk menelponnya.
"Chanyeol-ah." Suara Baekhyun terdengar gugup saat pertama kali memanggil pria jangkung di seberang telepon sana.
"Aku Baekhyun, maaf tiba-tiba menelponmu, ini mendesak." Ucapnya.

"Ada apa? apakah terjadi sesuatu?" Chanyeol segera berlari menuju tempat di mana mobilnya terparkir, meskipun Baekhyun belum mengatakan apa yang terjadi.

"Seojun demam dan dia terus mengingau mencarimu." Baekhyun menceritakan situasinya, sementara Chanyeol telah menginjak pedal gas pada mobilnya untuk meninggalkan area kantor.

"Aku akan pergi ke rumahmu sekarang juga." Ucap Chanyeol sebelum mematikan sambungan telepon dan menambah kecepatan pada mobil yang dikendarainya.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, akhirnya Chanyeol tiba di rumah Baekhyun. Pria jangkung itu bergegas turun dari mobil setelah memarkirnya dengan asal.

"Bagaimana keadaan Seojun sekarang?" Chanyeol bertanya dengan nada khawatir saat Baekhyun membuka pintu untuknya.

"Masih demam, dan masih mengigau mencarimu beberapa kali."
Baekhyun menjelaskan dengan nada yang khawatir pula.

"Jangan khawatir, oke? Seojun akan baik-baik saja." Chanyeol reflek memeluk Baekhyun dan menepuk-nepuk punggungnya untuk membuat Baekhyun sedikit tenang sebelum akhirnya keduanya bergegas menuju ke kamar.

"Sayang, ayah datang." Ucap Chanyeol pelan dan Seojun perlahan membuka matanya karena mendengar suara ayah robot yang sejak tadi ia pikirkan.
"Apakah robotmu rusak lagi?" Chanyeol bertanya saat anak itu tiba-tiba bangun dan menyamankan diri di pangkuannya, meninggalkan mainan robot rusaknya yang semula ia peluk saat tidur. "Jangan sedih, oke? Ayah akan coba untuk memperbaikinya lagi."

Seojun tidak menjawab, ia justru tertidur lagi di pangkuan Chanyeol dengan sangat pulas dan nyaman, alih-alih bersedih karena mainan robotnya yang kembali rusak, sepertinya Seojun jatuh sakit karena ia tiba-tiba merindukan ayah robotnya, dan sepertinya kehadiran ayah robotnya adalah hal yang lebih Seojun butuhkan lebih dari sekedar mainan robotnya yang kembali berbunyi ataupun mainan robotnya yang kembali utuh seperti bentuk semula.

(To be continue....)

CHANBAEK DAILY ROMANCE (1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang