01# Tamu Bulanan

20K 2.4K 1.1K
                                    

Spam Komen yuk! Jangan lupa Vote juga.

Terimakasih.

😍😍😍

.
.
.

Jam menunjukan pukul setengah 7 pagi, terlihat Shannon yang tengah berjongkok di depan rumahnya, ia memandang jalanan dengan tatapan sebal. Pasalnya 30 menit lagi bel masuk kelas berbunyi, tapi Jean tak kunjung datang.

Shan pun mendengus sebal, ia meraih batu kecil dan mencoret-coret aspal di depannya dengan batu tersebut.

"Jean, lo nyebelin" desis Shan.

Tlak

"Ahk!" Pekik Shan saat kepala bagian belakangnya di sentil dengan keras, bahkan hingga menimbulkan suara.

"Udah gue bilang jangan jongkok sembarangan! Warung lo kebuka" omel Jean seraya menarik kerah seragam Shan hingga Shan beranjak dari jongkoknya.

"Warung apa sih? Gue gak buka warung" protes Shan seraya menarik tangan Jean yang tengah menarik kerahnya, lalu menggenggam tangan Jean.

"Itu, celana pendek lo keliatan" sahut Jean seraya berjalan menuju depan gang untuk naik taxi.

"Gue gak tau" gumam Shan.

"Eh sebentar, motor lo mana?" Tanya Shan seraya menghentikan langkahnya.

"Diambil kuncinya sama ayah. Kita naik taxi aja, dijamin cepet juga" sahut Jean, dan Shan hanya mengangguk kecil, keduanya pun pergi ke sekolah bersama menaiki taxi.

Jean Jeffrey Arlando, siswa kelas 3 SMA PLUS PELITA NUSANTARA, sementara Shan masih berada di tingkat 2 di sekolah yang sama.

Jean dan Shan tetanggaan, satu blok hanya beda RT saja. Rumah Jean letaknya di belakang rumah Shan RT 02. Sementara rumah Shan RT 01.

Jean dan Shan sudah berteman akrab sejak Shan pindah kerumah bibinya, saat itu Shan baru menginjak usia 10 tahun.

Shan harus tinggal bersama bibinya karena kedua orang tuanya bercerai dan enggan membawa Shan, padahal hak asuh jatuh ke tangan ibunya Shan. Pada akhirnya Ibunya Shan menitipkan Shan pada adik kandungnya sendiri, karena suami barunya tidak mau menerima Shan.

Shan sedih, bahkan hingga saat ini. Tapi Jean si orang belakang lewat dan mengajak Shan untuk bermain. Jean sangat dingin dan galak, namun ia tetap mengajak Shan bermain walau tak banyak bicara.

Lama-lama, Shan mulai nyaman bersama Jean, begitupun dengan Jean. Akhirnya mereka berteman hingga sekarang, bahkan Shan mengikuti dimana Jean sekolah, agar ia dan Jean bisa pergi bersama setiap hari.

Jean bilang, Shan sudah ia anggap sebagai adik kandungnya. Namun Shan selalu meracau bahwa ketika ia dewasa nanti, ia akan menikah dengan Jean.

Jean hanya bisa tersenyum kecil tanpa mengiyakan.

**

Jean dan Shan sampai di sekolah. Seperti biasa, keduanya telrihat begitu dekat, bahkan membuat gadis-gadis di sekolah merasakan sebal dan iri pada Shan.

Keduanya sampai di kelas Shan, yaitu kelas 11 IPS 2 yang berada di lantai 3. "Udah sana masuk" ujar Jean seraya mengusap surai Shan sejenak, dan Shan pun melambaikan tangannya, lalu memasuki kelas.

Bersamaan dengan itu, Jean melangkahkan kakinya menjauh dari kelas 11 IPS 2, ia menuruni tangga menuju kelas 12 IPA 1 yang berada di lantai 2.

Shan mendengus kecil, ia pun duduk di kursinya, di samping Julian Risnando, teman sebangkunya sejak ia kelas 10.

JEAN || Noda di seragam SMA +JJH✔️Where stories live. Discover now