17# Pergi

10.4K 1.6K 1.2K
                                    

Spam Komen yuk! Jangan lupa Vote juga ya. Terimakasih 😍😍

.
.
.

Jean tidak pulang sejak sore, bahkan ini sudah pukul 11 malam. Shan khawatir, ia bahkan hanya minum satu botol air minum karena pintu kamarnya terkunci dari luar.

Shan takut Jean melakukan hal yang tidak-tidak. Mengingat Jean ketika marah akan nekat melakukan apapun yang bisa membuatnya puas.

Shan menghela nafas lirih, ia terus memandang keluar jendela, ia tidak bisa terlelap jika Jean belum pulang. Ia juga tidak bisa menghubungi Jean, mengingat ponselnya telah dihancurkan oleh Jean.

**

Sementara itu di sirkuit, Jean terus melajukan motornya dengan kecepatan sangat tinggi, motornya nampak paling bagus dan paling mahal dari lawannya, membuat pendukungnya lebih banyak dari yang lain.

Jean tersenyum kecil melihat garis finish terlihat di depan sana, ia pun melewati garis finish mendahului lawannya, membuat sorakan kemenangan terdengar riuh di sana.

"anjng Jean!! Si Marco kalah! Lo keren!" Teriak Arkan yang terlihat senang, mengingat selama ini Marco tak bisa di kalahkan oleh siapapun. Dan Jean orang pertama yang bisa mengalahkan Marco.

"Lo tau?! Gue deg degan anjng! Gue takut lo kalah dan motor lo dia ambil Marco. 2,4 M coy!! Gue bisa gila bayanginnya!!" Ujar Yosep seraya memukul bahu Jean. Mengingat Jean berbalapan dengan motor Ducati Panigale V4R yang baru saja ia ambil di rumah lamanya. Sebab biasanya Jean memakai motor Ducati Panigale V2.

Tak di pungkiri Jean pun merasa jantungnya akan meledak ketika berbalapan dengan Marco, ia benar-benar akan gila jika ia kalah dalam balapan ini.

Jean menyeringai ke arah Marco yang kini tengah menatapnya kesal.

"Ambil motornya, buat lo" titah Jean pada Yosep, membuat Yosep bersorak senang.

Motor Marco dan Jean sama-sama Ducati, hanya beda tipe saja dan milik Marco lebih murah dari milik Jean.

Jean tersenyum senang, malam ini membuatnya bisa melupakan kesedihan dan kekesalannya tentang ibunya Shan, tapi hanya untuk sementara.

"Dugem sampe pagi gak nih?" Tanya Arkan, dan Jean mengangguk.

**

Pukul 5 pagi Jean sampai di apartmentnya, Shan yang tak bisa terlelap terkejut melihat Jean yang nampak mabuk.

"Jean" lirih Shan, lalu Jean merebahkan tubuhnya di kasur, bau alkohol yang menyengat dari nafas Jean membuat Shan mengernyit tak suka.

Tiba-tiba Shan memukul bahu Jean dengan keras.

"Kenapa harus mabuk?!" Bentak Shan yang terlihat kesal, dan Jean tersenyum dengan mata sayunya.

"Sini tidur" ujar Jean seraya melambaikan tangannya, sontak Shan menendang pinggang Jean, ia pun keluar dari kamar Jean.

Ia benci melihat Jean yang seperti itu, melampiaskan rasa kesalnya dengan mabuk. Ia benci laki-laki pemabuk, bahkan itu sama sekali tidak terlihat keren.

Shan yang kesal pun memilih tidur di sofa ruang tengah, sementara Jean sudah terlelap di kasurnya karena denyutan di kepalanya yang menyakitkan. Bahkan ia kemari dibantu Arkan dan Yosep.

**

Jam menunjukan pukul 10 pagi, namun tidak ada yang terbangun. Shan yang baru tidur pukul 5 pagi, dan Jean pun begitu, membuat keduanya kesulitan untuk terbangun karena mengantuk.

JEAN || Noda di seragam SMA +JJH✔️Where stories live. Discover now