13# Lelah

9.9K 1.6K 1K
                                    

Spam Komen yuk! Jangan lupa Vote juga ya.

Terimakasih ❤️❤️

.
.

Cklek

Jean memasuki kamar rawat Rhea setelah seharian mengurus pemakaman Ibunya. Terlihat Rhea yang tersenyum dan merentangkan tangannya seperti anak kecil.

"Jean! Rhea makan 3 buah apel hari ini, susternya baik. Rhea mau bawa Susternya pulang" ujar Rhea, lalu Jean menghampiri Rhea dan memeluk Rhea, mengusap surai Rhea yang tersisir rapi, tidak seperti biasanya.

"Jean jangan bilang siapa-siapa, Rhea bawa apel buat pulang, buat bunda" bisik Rhea yang membuat Jean memejamkan matanya sejenak.

Tepatnya dua jam yang lalu polisi menyatakan, bahwa ibunya Jean meninggal karena menenggelamkan diri di kolam renang. Tapi Jean tidak percaya, ia terus menuduh ayahnya yang membunuh ibunya di kolam renang.

"Jean, bunda dimana?"

"Gak ada" sahut Jean seraya melepaskan pelukannya, menatap Rhea dengan dingin.

"Kemana? Pulang? Jajan? Makan? Beli boneka? Sekolah? Kerja?" Tanya Rhea.

"Meninggal" sahut Jean dengan jujur, ia tidak akan menyembunyikan apapun pada Rhea.

"Meninggal? Tapi bunda belum nenek-nenek"

"Meninggal gak cuma buat nenek-nenek. Sekarang Kak Rhea tinggal sama aku di apart, jangan nanyain soal bunda lagi, bunda gak akan kembali"

Rhea tiba-tiba menatap Jean dengan mata berkaca-kaca. "Mau ke bunda" lirih Rhea.

"Dirumah pun kak Rhea gak pernah mau sama bunda, buat apa sekarang nyari bunda?" Tanya Jean yang terlihat kesal.

Rhea memundurkan duduknya, ia memeluk kedua kakinya sendiri yang tertekuk.

"Jean jahat"

"Ya, aku tau. Sekarang Kak Rhea tidur, udah malam" gumam Jean, Rhea pun yang takut melihat tatapan Jean segera membaringkan tubuhnya, lalu memunggungi Jean.

"Dimana Shan?" Tanya Jean.

"Keluar, sakit" sahut Rhea tanpa menolehkan kepalanya. Jean pun mengusap surai Rhea agar Rhea cepat terlelap.

Jean menghela nafasnya lirih, tidak ada air mata lagi yang menetes, seolah semuanya ia biarkan berlalu. Yang ada di otaknya sekarang adalah, memberikan kesaksian semua kebusukan Herry, dan Jean harap Herry di hukum mati.

**

Jam menunjukan pukul 12 malam, tapi Jean masih asik mengepulkan asap rokoknya di taman rumah sakit yang sudah sepi.

Jean menoleh ketika merasa seseorang duduk di sampingnya, ia tidak tahu bahwa Shan masih berada di rumah sakit jam segini, ia kira Shan sudah pulang mengingat ia tak menemukan Shan di kamar rawat Rhea. Sebab sebelumnya Jean menitipkan Rhea pada Shan.

Jean kembali memandang ke depan sana, dan kembali menghisap rokoknya.

"Jangan tinggalin Kak Rhea sendirian terlalu lama" gumam Shan, namun Jean tak menyahut.

"Kak Rhea tadi hampir keluar sendirian dan lepas alat infusnya" ujar Shan lagi.

"Tapi lo ninggalin dia" sahut Jean dengan suara pelan.

"Cuma sebentar, itupun gue titipin ke suster. Taunya lo datang, jadi gue pergi"

"Terus, ngapain kesini lagi? Udah tengah malem"

"Nemenin lo dan Kak Rhea" sahut Shan yang membuat Jean menghela nafasnya, namun ia tak menyahut lagi.

Tak ada yang bersuara lagi, sampai akhirnya Jean melirik Shan yang tengah menundukkan kepalanya.

JEAN || Noda di seragam SMA +JJH✔️Where stories live. Discover now