14. Mengulang Tahun

1.2K 199 123
                                    

Mata almond itu sedikit memicing ketika melihat sosok lelaki yang seharusnya tidak berada disini, meski begitu kiranya. Iva masih terus menatap Jeno yang berjalan kesana kemari di ruang sekretariatan himpunan ini seraya membantu anggota lain. 

Padahal, lelaki itu masih menggunakan jas lab kebanggaanya. 

"Kenapa sih? lo liatin Jeno mulu?" Itu Seungmin yang sedari tadi memperhatikan Iva. Gadis itu menggelengkan kepala seakan mengatakan bukan apa-apa dan Seungminpun tak bisa berkata lagi.

Mata Iva masih tak lepas memandang sosok lelaki bernama Lee Jeno ini. Ia masih bertanya, bukankah seharusnya lelaki itu sedang menikmati waktu bersama gadis yang ia sudah tunggu-tunggu?

Akhirnya, gadis itu mencoba untuk mendekat kearah Jeno. Sadar ada sosok lain mendekatinya, ia menoleh dan mendapati Iva dengan sweater kebesarannya sedang menuju kearahnya. "kenapa?" tanya lelaki itu, Iva terkekeh sedikit berbasa-basi.

"Lo nggak nge-date berdua sama Sakha gitu?" 

Jeno sontak tertawa tertahan, "apasih, Dor?" tanyanya membuat Iva mendengus. Sejenak lelaki itu berdeham mengambil suara, "gue kan harus ngurusin dulu tanggung jawab gue." 

"Apatuh?" tanya gadis itu penasaran.

"ya himpunan ini."

Iva mendadak terbantuk kaku, Jeno hanya bisa keheranan tanpa tau mengapa dengan sang gadis. Mencoba mengambil napas, Iva melanjutkan. "Oh, sadar diri juga lo." sungutnya sontak mendapat satu buah sentilan tepat di jidatnya.

"Kan lo yang minta gue disini, kalo udah ada job desc ya gue kudu bertanggung jawab lah!" 

Iva mengusap dahinya, sedikit membuat Jeno terkekeh hingga perempuan itu sadar, bahwa hari ini Jeno terlihat sangat berseri. lelaki itu penuh senyum seakan harinya sedang sangat cerah, bagaimana dengan lekukan matanya yang bagai bulan sabit itu begitu sering terlihat.

Apa ini semua karena Sakha?

Gadis itu menarik napas, "sekarang Sakha dimana?" tanyanya.

Mata Jeno melengkung lagi, apalagi jika membahas gadis itu ia terlihat seakan bahagia. "ada Meeting sama kolega lain katanya, nanti dia chat gue buat jemput."

Iva sedikit mendengus, "baru dateng tapi udah sibuk ya." Sahut Iva dan Jeno hanya tertawa secukupnya.  Rasanya Iva mulai sebal melihat senyuman lelaki itu, entahlah mungkin ini yang dinamakan cemburu. 

Iya, dia mengakui bahwa perlahan ada gejolak dalam dirinya yang tak menyukai bagaimana senyuman itu merekah, bukan karena senyumnya karena justru senyuman itu sangat indah. Hanya saja alasan bagaimana senyuman itu ada, dan itu membuat Iva merasa sedikit kesal.

Jeno dimatanya tidak pernah sesenyum itu, justru ia hanya melihat Jeno si wajah serius dengan pemikiran yang logisnya. 

"Ada rencana nembak Sakha?" tanya Iva begitu saja. padahal ia yakin, ia tau apa jawabannya dan ia tau bahwa jawaban itu akan menyakiti hatinya.

Sayangnya, Jeno menggelengkan kepalanya. "belum kepikiran, lagian orangnya baru kesini. Keknya pelan-pelan aja." jawab lelaki itu memberikan secercah perasaan lega.  Iva hanya mengangguk berusaha menutupi perasaanya,  hingga Jeno menarik atensinya lagi. "perasaan lo hari ini gimana?"  Sebuah pertanyaan yang sering dilontarkan lelaki itu.

So Far Away Where stories live. Discover now